Ratusan Anak di Jawa Barat Alami Gangguan Jiwa, Diduga Gaga-gara Kecanduan Gawai

19 Maret 2021, 16:10 WIB
Ilustrasi kecanduan game online. RSJ Jawa Barat catat ratusan anak alami gangguan jiwa karena keseringan bermain gawai.* /Pexels/Terje Sollie

PR TASIKMAYALA- Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Jawa Barat mencatat ada ratusan anak yang mengalami gangguan jiwa akibat kecanduan bermain gawai.

Sepanjang 2020, RSJ Jawa Barat mencatat pasien berobat ke Klinik Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja total ada 104 pasien, yang mengalami masalah kejiwaan terdampak kecanduan game online.

Banyaknya anak yang mengalami gangguan jiwa akibat kecanduan gawai hingga masuk RSJ Jawa Barat, tentunya harus menjadi perhatian dan pelajaran bagi para orang tua, agar tidak membebaskan anak untuk keseringan bermain gawai begitu saja.

Baca Juga: Jokowi-Prabowo atau Puan-Moeldoko, Rocky Gerung: Saya Pilih Megawati-Jokowi

Munculnya sejumlah anak yang mengalami kecanduan gawai hingga gangguan jiwa tersebut di Jawa Barat kian memprihatinkan setiap harinya.

Hal itu diperparah dengan kondisi sekarang yang membuat anak menggunakan gawai semakin lama karena pemerintah belum membolehkan pembelajaran secara tatap muka.

Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum ketika menjenguk ratusan pasien anak kecanduan gawai tersebut di RSJ Provinsi Jawa Barat, Kamis, 18 Maret 2021.

Baca Juga: Soroti Krisis Politik di Myanmar, Presiden Jokowi: Indonesia Akan Segera Lakukan Dialog dengan Ketua ASEAN

Sebagaimana diberitakan Cirebonraya.Pikiran-Rakyat.com dalam judul artikel "Gara-gara Kecanduan Game Online, RSJ Jabar Mencatat Ratusan Anak Sakit Jiwa", Wagub Uu Ruzhanul Ulum sempat menyapa dan menanyakan kabar kepada empat pasien remaja di RSJ tersebut.

Pada Januari – Februari, ditemukan 14 kasus, sedangkan yang murni terdiagnosa kecanduan games pada 2020 sebanyak 8 orang.

Sedangkan sepanjang 2021 ini sudah ditemukan 5 kasus anak dan remaja kecanduan gawai.

Baca Juga: Beredar Poster Puan Maharani dan Meoldoko 2024, Rocky Gerung Beri Sindiran

Direktur RSJ Provinsi Jawa Barat Elly Marliyani menyebut, kebijakan pembatasan sosial akibat Covid-19 tidak dimungkiri menyebabkan banyak anak dan remaja kecanduan gawai.

Menurut WHO, kata Elly, anak yang telah kecanduan gawai dapat dilihat dari perubahan sikap dan perilakunya.

Umumnya, perubahan mood/emosi termasuk iritabilitas, kemarahan dan kebosanan, gangguan pola tidur dan kualitas tidur yang buruk, depresi dan cemas serta risiko bunuh diri.

Baca Juga: Tolak Wacana Pemerintah Impor Beras, Asep Wahyuwijaya: Jangan Coba-coba Kirim, Warga Tidak Butuh

“Gejala lain terlihat pada masalah kondisi fisik, buruknya kondisi kesehatan secara umum, gizi buruk, kehilangan teman di dunia nyata, konflik orang tua, serta rusaknya produktivitas belajar,” terang Elly.

Bagi orang tua yang mendapati anaknya mulai kecanduan gawai, dapat mengakses layanan RSJ Provinsi Jawa Barat dengan mengklik fitur Konsultasi Jiwa Online pada alamat https://pemeriksaankeswarsj.jabarprov.go.id/, kemudian memilih menu Tes Ketergantungan Game Internet.

Sementara itu, Wagub Uu Ruzhanul Ulum meminta orang tua membatasi interaksi anak-anaknya dengan gawai.

Baca Juga: Hari Ini, 1.000 Pekerja Transportasi Publik Terima Vaksinasi Covid-19 di Stasiun Gambir

Kecuali untuk pembelajaran daring, penggunaan gawai oleh anak perlu diawasi ketat.

Menurut Wagub Uu Ruzhanul Ulum, penting diketahui orang tua bahwa penggunaan gawai lebih dari enam jam per hari berbahaya bagi mental dan psikis anak.

“Bukan hanya durasi, konten yang dibuka anak pun perlu diawasi agar tidak terpapar hal–hal negatif.

Baca Juga: 2 Kartu Merah dan Rasisme Warnai Panasnya Pertandingan Liga Europa Rangers vs Slavia Praha

"Orangtua agar selalu mengawasi dan menemani anak-anak ketika menggunakan gawai pada setiap situasi dan kondisi,” tandas Wagub Uu Ruzhanul Ulum.***(Akim Garis/Cirebonraya.Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Arman Muharam

Sumber: cirebonraya.com

Tags

Terkini

Terpopuler