Network
PR TASIKMALAYA- Kisruh politik yang kian mencekam di Myanmar setelah aksi kudeta yang dilakukan oleh militer, turut ditanggapi oleh Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi mendesak kepada pihak militer, yang saat ini menguasai Myanmar untuk berhenti melakukan tindak kekerasan terhadap para demonstran.
Lebih lanjut, desakan penghentian terhadap aksi kekerasan militer itu, dimaksudkan Presiden Jokowi agar tidak ada lagi warga Myanmar yang kembali menjadi korban.
Baca Juga: Beredar Poster Puan Maharani dan Meoldoko 2024, Rocky Gerung Beri Sindiran
Seperti diketahui, sejak negara di Asia Tenggara itu dikudeta oleh militer pada 1 Februari 2021, situasi Mynamar hingga saat ini kian mencekam.
Berdasarkan laporan media setempat, sudah lebih dari ratusan korban dari para demonstran yang meninggal dunia akibat serangan dari pasukan bersenjata pro militer ketika menentang rezim tersebut dalam aksi unjuk rasa.
Sementara itu, sejumlah kepala negara dari berbagai negara pun mengutuk aksi kudeta tersebut dan meminta pihak militer untuk mengembalikan kekuasaan kepada pemerintahan sebelumnya.
Baca Juga: Tolak Wacana Pemerintah Impor Beras, Asep Wahyuwijaya: Jangan Coba-coba Kirim, Warga Tidak Butuh
Sebagaimana diberitakan Bekasi.Pikiran-Rakyat.com dalam judul artikel "Desak Militer Myanmar Hentikan Kekerasan, Jokowi: Keselamatan Rakyat Harus Jadi Prioritas Utama", Presiden Jokowi pun kembali mendesak militer Myanmar untuk berhenti melakukan kekerasan kepada warga Myanmar.
"Indonesia mendesak agar penggunaan kekerasan di Myanmar segera dihentikan sehingga tidak ada lagi korban berjatuhan," kata Jokowi, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal Youtube Sekretariat Presiden, Jumat, 19 Maret 2021.
