Enggan Divaksin Covid-19, Wali Kota Bogor Bima Arya Serahkan Jatah Vaksin kepada Relawan Lalu Lintas

2 Maret 2021, 10:20 WIB
Wali Kota Bogor Bima Arya urung terima vaksin Covid-19 dan serahkan jatahnya kepada yang lebih membutuhkan.* //Instagram.com/@bimaaryasugiarto/

PR TASIKMALAYA - Tepat pada hari Senin, 1 Maret 2021 kemarin, pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 tahap kedua resmi dilakukan Pemerintah Kota Bogor.

Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tahap kedua yang digelar Pemerintah Kota Bogor ini, diketahui akan berlangsung sampai bulan April 2021 mendatang.

Pelayan publik menjadi target sasaran pada pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tahap kedua yang digelar Pemerintah Kota Bogor.

Baca Juga: Ratusan Lagu K-Pop Mendadak Lenyap dari Spotify, Begini Tanggapan dari Tablo Epik High

Sebagai informasi, Wali Kota Bogor Bima Arya seharusnya menerima jatah vaksinasi Covid-19 pada pelaksanaan tahap kedua ini.

Akan tetapi, Bima Arya menuturkan bawah ia mengurungkan diri untuk menerima vaksin Covid-19 lantaran kadar antibodi di dalam tubuhnya masih tinggi.

Hal itu, diungkapkan Bima Arya setelah ia melakukan konsultasi bersama Menteri Kesehatan dan juga dokter spesialis.

Sebagaimana diberitakan pikiran-rakyat.com dalam artikel berjudul "Urung Divaksin, Bima Arya Serahkan Jatah Vaksin Covid-19 ke Kang Mahfud", sebagai gantinya, jatah vaksin Bima Arya diberikan kepada salah satu relawan lalu lintas, Mahfud.

Baca Juga: Tanggapi Investasi Miras, Sekum Muhammadiyah Abdul Mu'ti: Aspirasi Masyarakat Khususnya Islam Harus Didengar

“Jadi saya sampaikan jika kadar antibodi saya masih tinggi di angka 180an, saya diberi saran oleh dokter spesialis agar menunda vaksin," ujar Bima Arya.

"Tapi saya punya jatah vaksin, jadi saya kasih ke yang memerlukan, kebetulan Kang Mahfud ini datang ke Balaikota Bogor, dan kondisinya fit untuk divaksin,” sambungnya.

Menurut Bima Arya, saat ini prioritas vaksinasi Covid-19 akan diberikan kepada orang yang benar-benar membutuhkan, salah satunya yang bertugas di lapangan.

Baca Juga: Bunuh Putri yang Berusia 22 Tahun, Sepasang Suami Istri di Malaysia Dijatuhi Hukum Gantung

Dari target 86.000 sasaran, saat ini vaksin baru bisa menyasar ke 34.000 ribu target.

“Jadi masih kurang, makanya diberikan ke yang benar-benar prioritas,” ucap Bima Arya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, kelompok yang menjadi sasaran vaksinasi tahap kedua adalah mereka yang merupakan pelayan publik seperti ASN, pejabat publik, pedagang hingga wartawan.

Baca Juga: Banyak Pihak Soroti Ma’ruf Amin Gara-gara Investasi Miras, Musni Umar: Wapres Tidak Bisa Berbuat Apa-apa

Ada beberapa lokasi vaksinasi, yakni di Gedung Puri Begawan, SMPN 5, RS Salak, Denkesyah, Aula Polresta Bogor Kota, RS Bhayangkara, Technopark dan Technonet IPB, ICC Botani.

Jadi, ada kategori profesi pelayan publik di Kota Bogor yang masuk daftar penerima vaksin, seperti ASN, pejabat publik, TNI, Polri, DPRD, BUMN/BUMD, guru,Dosen, pedagang pasar, tokoh agama, pelaku pariwisata hotel/resto, ojol, taksi online dan wartawan," katanya.

Dalam vaksinasi tersebut, Satgas Covid-19 melibatkan tim dari dari Dinkes, RS dan puskesmas dengan menargetkan sasaran 1.500 orang per hari. Retno berharap, dalam kurun waktu sebulan, vaksinasi tahap dua bisa diselesaikan.

Baca Juga: Syahrial Nasution: Partai Demokrat Memang Disiapkan untuk Pak SBY sebagai Kendaraan Pemilu 2004

Saat ini, Pemerintah Kota Bogor telah menerima 7.730 vial untuk sasaran pelayanan publik yang berisi 69.570 dosis vaksin Covid-19 Bio Farma.

"Untuk satu vial itu berisi 5 ml yang bisa digunakan untuk 9 orang (1 orang 0,5 ml). Jadi, kalau kami hitung dari 7.730 vial jika dikali 9 menjadi 69.570 dosis atau untuk 34.785 orang (2 kali vaksin)," ujarnya.

Khusus untuk lansia, kata Retno, sejauh ini pemerintah pusat masih diprioritaskan di ibu kota provinsi. Sementara, Kota Bogor belum mendapat alokasi vaksin.

Baca Juga: Sebut Miras Kemungkinan Ada Manfaatnya, Lukman Hakim: Tapi Bahayanya Jauh Lebih Besar

Saat ini pihaknya sedang melakukan pendataan by name by address melalui kader posbindu wilayah disandingkan dengan data Disdukcapil.

"Sasaran lansia di Disdukcapil ada 93.000 orang. Sementara sasaran lansia pendataan riil ada 61.000 orang," sebut Retno.

Menurut Retno, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh lansia agar mendapatkan vaksinasi. Dinas Kesehatan Kota Bogor terlebih dahulu akan melakukan proses skrining.

Baca Juga: Alami Pengurangan Jumlah, Bantuan Kuota Kemendikbud akan Kembali Dibagikan Mulai Maret ini

Beberapa pertanyaan yang diajukan yakni seperti apakah mengalami kesulitan untuk naik 10 anak tangga, apakah sering merasa kelelahan, apakah memiliki paling sedikit lima dari 11 penyakit seperti hipertensi, diabetes, kanker, penyakit paru kronis, serangan jantung, gagal jantung kongestif, nyeri dada, asma, nyeri sendi, stroke, dan penyakit ginjal.

Pertanyaan lainnya, yakni terkait apakah mengalami kesulitan berjalan kira-kira 100 hingga 200 meter, dan apakah mengalami penurunan berat badan yang bermakna dalam setahun terakhir.

“Jika terdapat tiga atau lebih jawaban ya dari pernyataan itu, maka vaksin tidak bisa diberikan,” kata Retno.*** (Windiyati Reto Sumardiyani/pikiran-rakyat.com)

Editor: Arman Muharam

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler