PR TASIKMALAYA - Trump belum bersedia mengakui kekalahannya dalam Pilpres AS 2020, di mana Joe Biden sudah dinyatakan keluar sebagai pemenang.
Kekalahan telak yang diterima Trump, membuat sang istri, Melania Trump, dan menantunya meminta Trump untuk menerima kekalahan dalam pemilihan presiden tersebut.
Jared Kushner, suami dari Ivanka Trump sekaligus penasihat senior Donald Trump, membujuk Trump untuk bersedia menyerah.
Baca Juga: Imam Masjid di Bekasi Bisa Mendapatkan Gaji Rp 2,5 Juta per Bulan Mulai 2021 Jika Lolos Seleksi
Akan tetapi kabar tersebut dibantah Jason Miller, juru bicara kampanye Trump.
“Kabar tersebut tidak benar. Jared telah menyarankan Donad Trump untuk mengejar semua upaya hukum yang tersedia untuk memastikan keakuratannya," tulis Miller di akun Twitter pribadinya pada Senin, 9 November 2020.
This is 100% false. There is no truth to this report whatsoever. CoS Meadows, Dave Bossie, Jared Kushner, Rudy, myself and everybody else are on the same page - we all work for @realDonaldTrump and follow his lead, and there is no daylight between us. https://t.co/GAHjAs5yck— Jason Miller (@JasonMillerinDC) November 9, 2020
Keadaan justru sebaliknya. Dua putra Trump, Donald Jr. dan Eric, hingga kini masih berusaha untuk menyangkal hasil pemilihan yang memenangkan Biden.
Baca Juga: Rupiah Diprediksi Menguat, Imbas Kemenangan Joe Biden pada Pilpres Amerika Serikat
Donald Jr. bahkan menuding Partai Republik benar-benar lemah. Seperti Donald Jr., Eric pun tidak bersedia untuk mengalah dan mengkritik partai yang menaungi ayahnya tersebut.
Namun, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Daily Mail, Donald Trump kini dikabarkan tengah dalam proses perceraian dengan istrinya, Melania Trump.
Di tahun 2016, Michael Wolff, penulis 'Fire and Fury: Inside the Trump White House' berkata, tim kampanye Trump merasa yakin mereka akan kalah dari perwakilan Partai Demokrat saat itu, Hillary Clinton.
Baca Juga: Ekonomi Indonesia Diprediksi Pulih Pada 2022, Ekonom: Saat ini Tengah Masa Survival
Stephanie Grisham, mantan sekretaris Gedung Putih mengungkapkan, kala itu Melania mendukung keputusan suaminya untuk mencalonkan diri sebagai presiden, bahkan memotivasinya. Dia yakin suaminya akan menang, dan merasa senang ketika hal itu terjadi.
Berita tentang Melania yang menangis saat Trump memenangkan pemilihan dan menyebut bahwa suaminya tidak pernah berharap untuk menang, dengan cepat menyebar luas di berbagai media.
Namun saat itu, mereka harus menunggu tiga bulan sebelum pindah ke Washington dari New York demi kelulusan putra bungsu mereka, Barron Trump.
Baca Juga: Berbagi Kisah saat Ditawan Israel, Jurnalis Palestina: Tawanan Terima Perlakuan yang Tak Pantas
Stephanie Wolkoff, mantan penasihat Melania, mengklaim bahwa saat ini Melania sedang merundingkan perjanjian pasca pernikahan untuk memberi Barron bagian yang seimbang dari kekayaan Trump.
Stephanie Wolkoff juga menduga Trump memiliki kamar tidur terpisah di Gedung Putih dan sebuah pernikahan transaksional.
Omarosa Manigault Newman, mantan ajudan Presiden Donald Trump, menyebut bahwa pernikahan 15 tahun Trump dan Melania telah berakhir.
Baca Juga: Jadi Terendah Ke-2 di Indonesia, Kasus Covid-19 Jatim Berhasil Ditekan dengan Pendekatan Pentahelix
Omarosa menambahkan, Melania selalu menghitung waktu hingga Trump keluar dari Gedung Putih sehingga dia dapat bercerai.
Meskipun selalu menunjukan sikap yang dingin antara satu sama lain di depan umum, Melania mengakui bahwa ia memiliki hubungan yang baik dengan suaminya. Ia juga bersikeras bahwa mereka tidak pernah bertengkar.***