PR TASIKMALAYA – Wartawan perempuan asal Al Quds Bushra Jamal Ath-Thawil ceritakan pengalamanya saat ditawan oleh Israel dalam acara Online Press Gathering oleh Adara Relief International.
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, Senin 9 November 2020 dari Antara, Bushra ialah seorang jurnalis asal Palestina yang termotivasi dari kisah kelam keluarganya sendiri yang berulang kali ditawan penjajah Israel.
Sejak lahir sampai usianya 6 bulan, ayah Bushra dideportasi. Kemudian dalam kurun waktu 14 tahun, ayahnya ditangkap sebanyak delapan kali sebagai tahanan administratif.
Baca Juga: Kabupaten Subang Siap Salurkan Bantuan Sosial Tunai pada Ratusan Keluarga Penerima
Penangkapan tahanan administratif ialah sebuah kondisi yang dianggap darurat, negara dapat memberlakukan undang-undang darurat.
Sehingga militer Israel memiliki hak menangkap siapa saja tanpa alasan atau dakwaan apapun. Bahkan pengacara tidak bisa memberikan bantuan hukum karena tuduhannya tidak jelas.
Bushra juga pernah menjadi tawanan Israel bahkan di saat ia mengalami sakit keras. Ia sulit mendapatkan perawatan yang memadai karena rumitnya aturan militer Israel.
"Para tawanan lainnya lambat laun mengalami gangguan kejiwaan karena mendapatkan perilaku yang tidak pantas selama di penjara," kata Bushra.
Baca Juga: Kemenangan Joe Biden dalam Pilpres AS 2020 Berdampak pada Penguatan Rupiah