‘Abraham Accords’ Diklaim AS, Pompeo: Tingkatkan Kapasitas Rakyat Palestina Punya Negara

- 30 Oktober 2020, 06:45 WIB
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. /Instagram @secpompeo /

PR TASIKMALAYA - Dalam acara pertemuan dengan Gerakan Pemuda Ansor dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyebut rencana perdamaian Timur Tengah itu diusulkan oleh Presiden Donald Trump.

Dengan tujuan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi semua orang di kawasan itu, termasuk masyarakat Palestina, Kamis 29 Oktober 2020.

Menurut Mike, pemerintah Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa Abraham Accords, atau perjanjian normalisasi hubungan diplomatik antara Israel dengan negara-negara Arab, juga memberikan manfaat bagi Palestina.

Baca Juga: Garuda Indonesia Berharap Masyarakat Kembali Terbang setelah Distribusi Vaksin Covid-19

"Apa yang telah kami lakukan dengan visi perdamaian Presiden dan Abraham Accords termasuk di dalamnya, meningkatkan kapasitas rakyat Palestina untuk mempunyai negara, dengan cara yang kami paparkan pada visi perdamaian itu," kata Pompeo dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dalam Antara.

Uni Emirat Arab (UEA dan Bahrain adalah dua negara Arab yang menandatangani deklarasi bersama Abraham Accords dengan Israel, yang dijembatani oleh AS, pada 15 September 2020.

Normalisasi hubungan resmi Israel-UEA dan Israel-Bahrain tersebut mendapat beragam tanggapan, dengan pihak yang mengkritik menganggapnya sebagai kesepakatan yang hanya menguntungkan Israel dan semakin meninggalkan Palestina.

Baca Juga: Terjadi Aksi Teror yang Tewaskan Tiga Orang Nice, Prancis Berlakukan Status Kemananan Darurat

Sejak rencana normalisasi hubungan itu diumumkan pada Agustus 2020, Palestina sendiri langsung bersikap keras dengan menyatakan penolakan serta kecaman.

Palestina menyebut kesepakatan itu sebagai 'suatu pengkhianatan atas perjuangan rakyat Palestina'.

Namun, Israel dan AS tetap menjalankan lobi politik dengan negara-negara Arab lain. Pada 23 Oktober 2020, Sudan menjadi negara Arab ketiga yang sepakat menjalin kembali relasi diplomatik dengan Israel--dan Trump menghapus Sudan dari daftar negara pendukung terorisme.

Menurut Pompeo, pihaknya menjalankan rencana perdamaian Timur Tengah itu berdasarkan ide solusi dua negara (two-states solution), yakni Palestina dan Israel hidup berdampingan satu sama lain.

Baca Juga: Pelanggar Prokes Masih Sangat Banyak, Polda Kumpulkan Uang Denda hingga Capai Rp 700 Juta

"Kami percaya bahwa masyarakat Palestina harus ikut masuk dalam percakapan (tentang perdamaian ini, red) demi memunculkan hasil yang baik bagi mereka. Kami menghadirkan keuntungan dan bantuan ekonomi yang nyata, yang menurut kami hal mendasar untuk melakukan pembahasan," kata Pompeo.

"Kami juga merasa bahwa Abraham Accords menciptakan kondisi di mana negara-negara Arab sekarang menyadari bahwa Israel mempunyai hak untuk hidup, dan kami berharap orang-orang Palestina akan pula mengakui hal itu dengan cara yang sama hingga nanti kita dapat memulai pembahasan tersebut," ujar dia.***

 

Editor: Tita Salsabila

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah