PR TASIKMALAYA - Sejak pagi hari, puluhan ribu warga Chili berkumpul di alun-alun Kota Santiago untuk memperingati satu tahun demonstrasi massa yang menewaskan lebih dari 30 orang dengan ribuan orang yang terluka.
Dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari france24, berkumpulnya warga Chili ini tidak hanya terjadi di Kota Santiago, tapi juga kota-kota lain di seluruh negeri.
Menjelang sore warga yang berkumpul kian banyak dan situasi berujung tidak terkendali sepanjang malam.
Baca Juga: Inilah Hasil Autopsi dari Jasad Bandar Narkoba Asal Tiongkok Cai Changpan
Spanduk dengan simbol dan warna-warni pelangi bermunculan, menyerukan jawaban ‘ya’ untuk pemungutan suara dalam pemilihan hari minggu yang akan datang dengan referendum yang masih sama dengan protes tahun 2019, tentang apakah Konstitusi era kediktatoran negara itu akan dibatalkan.
Demonstrasi itu secara garis besar dimulai dengan damai, kemudian insiden kekerasan meningkat, dilanjutkan dengan penjarahan supermarket dan bentrokan dengan polisi di seluruh ibu kota.
Di beberapa daerah, kekacauan diperparah oleh sirene truk pemadam kebakaran, pembakaran barikade di jalan raya, dan kembang api yang disulut di jalanan pusat kota.
Victor Perez, Menteri Dalam Negeri Chili, angkat bicara dengan memuji demonstrasi yang berawal damai namun meledak dengan kekacauan menjelang tengah malam.
Baca Juga: Untuk Bekal Usai Bebas Nanti, 106 Warga Binaan Rutan Ikuti Pelatihan Memasak