“Kami mengamati bahwa kerusakan tidak terbatas pada kerusakan fisik. Karena semakin banyak yang diketahui tentang efek psikologis dari pelanggaran seksual, khususnya efek jangka panjang, kami mengundang pengadilan untuk mempertimbangkan penderitaan mental jangka panjang yang dialami para korban dalam kedua kasus ini,” ujar Sarah.
Ia mengatakan bahwa penderitaan seperti itu memang tidak sebanding dengan sebuah luka fisik dan bahkan seringkali pendertaan itu tak terlihat.
"Tetapi dalam penyerahan kita harus diberi tempat yang sama, jika bukan tempat yang lebih tinggi, dalam hierarki kerugian. Dalam kedua kasus yang dibawa ke pengadilan hari ini, ada apa yang dapat digambarkan sebagai lautan kerugian yang luas," tambahnya.
Whitehouse mencatat bahwa salah satu korban Sinaga telah mencoba bunuh diri, yang lain memiliki pikiran untuk bunuh diri, dan beberapa sekarang menyalahgunakan narkoba dan alkohol.
Baca Juga: Bolehkah Melepas Masker Ketika Olahraga di Luar Ruangan? Ini Penjelasannya
Dalam hal ini, pengacara berpendapat bahwa hukuman awal mereka harus tetap dipertahankan, dengan catatan bahwa tidak ada pelaku kriminal yang secara otomatis dibebaskan ketika mereka telah menjalani masa hukuman minimum.
Menurut informasi terakhir, Hakim pengadilan banding akan memberikan putusan paling cepat pada Kamis mendatanng.***