“Kami ingin integritas teritorial Azerbaijan dan tanah Azerbaijan yang diduduki kembali. Kami tidak memasuki wilayah Armenia. Kami ingin tanah kami sendiri. Konflik telah berlangsung selama 30 tahun di wilayah kami di bawah pendudukan Armenia. Kami ingin tanah yang kami duduki kembali," ujarnya.
Vasıf Musayev (Yossi Moshe), yang mengorganisir demo itu menyatakan bahwa mereka mengatur protes ini untuk mendukung rakyat Azerbaijan yang berperang melawan Armenia.
“Meskipun kami tidak di sana (Azerbaijan), kami ingin berkumpul di sini untuk menunjukkan bahwa jiwa kami bersama mereka. Dari sini, kami ingin menawarkan dukungan kami kepada Presiden kami, Haidar Alivey. Di mana pun kami berada, bahkan jika kami tidak memiliki sepatu di kaki kami (Azerbaijan meminta bantuan), kami akan pergi berlari. Kami adalah bangsa Turki dan kami tidak takut. Kami adalah bangsa yang gagah berani dan tidak ada yang bisa menakuti kami. Jika kita menaikkannya, tidak ada yang bisa duduk santai," ujarnya.
Baca Juga: Penggemar Super Junior, E.L.F Berhasil Pertahankan Gelar Pemenang Fan Army Face-Off di Billboard
Turki dan Azerbaijan adalah “satu bangsa, dua negara”. Inilah yang menjadi penekanan Musaye.
“Kami berterima kasih atas bantuannya kepada Turki dan saudara-saudara Turki kami. Terima kasih banyak. Situasi ini menunjukkan persatuan dan kekuatan kita kepada seluruh dunia. Seluruh dunia mulai takut pada kekuatan ini. Biarkan mereka takut pada kita. Kami akan menjadi orang Turki dan Azerbaijan yang hebat, biarkan mereka tahu ini," tuturnya.
Para pengunjuk rasa kemudian menaiki kendaraan mereka dengan bendera Azerbaijan, Turki, dan Israel dan melakukan konvoi di pusat kota Petah Tikva.
Dinyatakan bahwa hampir 100 ribu orang Yahudi asal Azerbaijan tinggal di banyak kota di Israel.
Baca Juga: BEM Gelar Demo Tolak UU Cipta Kerja Hari ini, Polisi Tutup Jalan Menuju Istana untuk Antisipasi
Dinyatakan bahwa sebagian besar orang Yahudi ini berimigrasi ke Israel dalam proses setelah runtuhnya Uni Soviet.