Upaya Damai Makin Tenggelam, Azerbaijan: Perang dengan Armenia Bisa Berakhir Jika Turki Dilibatkan

- 16 Oktober 2020, 09:58 WIB
Reruntuhan di desa Tanahat, Armenia, yang tidak pernah dihuni kembali setelah penduduk Azerbaijan pergi.
Reruntuhan di desa Tanahat, Armenia, yang tidak pernah dihuni kembali setelah penduduk Azerbaijan pergi. /New York Times/

PR TASIKMALAYA - Harapan gencatan senjata kemanusiaan yang bisa mengakhiri pertempuran di Nagorno-Karabakh seakan tenggelam.

Pasalnya, Kamis 15 Oktober 2020, jumlah korban tewas meningkat karena Armenia dengan Azerbaijan justru saling menuduh dengan melancarkan serangan baru.

Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev mengatakan angkatan bersenjata negaranya akan menguasai semua wilayah di sekitar wilayah pegunungan jika Armenia terus bertindak 'negatif'.

Baca Juga: Masuki Bulan ke-8 Pandemi Covid-19, Jumlah Konsultasi Psikolog Meningkat Tujuh Kali Lipat

Armenia menuduh sekutu Azerbaijan, Turki, tidak mengizinkan pesawat yang membawa bantuan darurat memasuki wilayah udaranya meskipun ada kekhawatiran akan bencana kemanusiaan.

Gencatan senjata yang ditengahi oleh Rusia Sabtu lalu dimaksudkan agar kedua pihak bertukar tahanan dan mayat mereka yang terbunuh. T

Tapi upaya itu tampaknya berdampak kecil pada pertempuran di sekitar Nagorno-Karabakh, yang secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan tetapi dihuni dan diperintah oleh etnis Armenia.

Beberapa ratus orang tewas dalam pertempuran paling mematikan dari konflik puluhan tahun sejak perang tahun 1990-an di Nagorno-Karabakh yang menewaskan sekitar 30.000 orang.

Baca Juga: Akui Dapat Undangan dari Medsos untuk Demo, 80 Persen dari 1.377 Orang yang Diamankan Adalah Pelajar

Kegagalan gencatan senjata untuk mengakhiri pertempuran telah memicu kekhawatiran tentang keamanan jaringan pipa di Azerbaijan yang membawa gas alam dan minyak ke pasar internasional, dan menimbulkan kekhawatiran bahwa Turki atau Rusia dapat ditarik ke dalam konflik yang lebih luas.

Aliyev mengatakan proses perdamaian hanya bisa dimulai jika Turki dilibatkan dalam pembicaraan mediasi, yang telah lama didorong oleh Rusia, Prancis, dan Amerika Serikat.

“Turki berperan di sini dan itu adalah hak Turki. Secara historis memang seperti itu,” kata Aliyev kepada penyiar Turki NTV.

Baca Juga: Siap-siap Blinks! Sutradara Suh Ungkap Kemungkinan Dibuatnya Sekuel BLACKPINK: Light Up The Sky

Dia mengatakan dia tidak menganjurkan solusi militer tetapi pasukan Azeri dapat mengambil semua dari lima wilayah utama Nagorno-Karabakh jika Armenia tidak menetapkan waktu tertentu untuk mundur dari daerah tersebut.

Menteri luar negeri Rusia dan Turki sepakat melalui telepon bahwa resolusi damai adalah satu-satunya pilihan.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x