Khawatir Perang Regional, Tiga Negara Sepakat akan Bertemu di Nagorno-Karabakh

- 8 Oktober 2020, 15:08 WIB
Presiden Azerbaijan Keras Tak Akan Mundur Sejengkal Pun Sampai Armenia Enyah dari Wilayahnya
Presiden Azerbaijan Keras Tak Akan Mundur Sejengkal Pun Sampai Armenia Enyah dari Wilayahnya /mod.gov.az

PR TASIKMALAYA - Prancis, Amerika Serikat, dan Rusia akan meningkatkan upaya untuk mengakhiri pertempuran antara pasukan Azeri dan etnis Armenia di Kaukasus Selatan.

Hal itu akan dilakukan dengan mengadakan pembicaraan di Jenewa pada Kamis, karena kekhawatiran akan perang regional meningkat.

Tentara memeriksa truk militer Armenia yang rusak yang disita oleh tentara Azerbaijan selama pertempuran memperebutkan wilayah Nagorno-Karabakh dekat kota Barda, Azerbaijan, 7 Oktober 2020.

Baca Juga: Profil Dalton Ichiro Tanonaka, Mantan Pembawa Acara TV yang di Eksekusi di Lapas Salemba

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan, perwakilan Rusia, Prancis dan AS juga akan bertemu di Moskow untuk melihat cara membujuk pihak yang bertikai untuk merundingkan gencatan senjata.

"Kami ingin semua orang memahami bahwa itu kepentingan mereka untuk segera menghentikan permusuhan tanpa syarat dan bahwa kami memulai negosiasi," kata Kepala Komite Urusan Luar Negeri Parlemen Prancis. Le Drian.

Le Drian tidak menjelaskan apakah ada perwakilan Armenia dan Azeri yang akan hadir, tetapi Azerbaijan mengatakan menteri luar negerinya, Jeyhun Bayramov, akan mengunjungi Jenewa pada Kamis.

Baca Juga: Masa Kampanye Pilkada 2020, Setiap Paslon Disarankan Buat Masker

Kementerian Luar Negeri Armenia mengatakan, Menteri Luar Negeri Zohrab Mnatsakanyan akan mengunjungi Moskow pada Senin tetapi tidak memberikan rincian. Itu mengesampingkan pertemuan dengan Bayramov.

Pihak yang bertikai sejauh ini mengabaikan seruan gencatan senjata oleh Paris, Washington dan Moskow, yang telah menengahi selama hampir tiga dekade dalam konflik di Nagorno-Karabakh.

Nagorno-Karabakh adalah daerah kantong pegunungan yang menurut hukum internasional milik Azerbaijan tetapi dihuni dan diatur oleh etnis Armenia.

Baca Juga: Donald Trump Dapat Akses Obat Eksperimental, Warga AS Rasakan Ketidakadilan

Para pemimpin Azeri dan Armenia juga berselisih tentang kondisi mereka untuk menghentikan pertempuran yang dimulai pada 27 September.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x