Normalisasi Negara Arab dengan Israel Bisa Jadi Boomerang, Palestina: Rakyat Menghendaki Kemerdekaan

- 28 September 2020, 07:26 WIB
Bendera Palestina-Israel
Bendera Palestina-Israel /Pixabay/.*/Pixabay

PR TASIKMALAYA - UEA (Uni Emirat Arab) dan Bahrain membuka hubungan diplomatik dengan Israel setelah menandatangani perjanjian perdamaian, Abraham Accords, secara resmi di Gedung Putih, Amerika Serikat, pada 15 September 2020, yang dipimpin langsung oleh Presiden AS Donald Trump.

Namun, perjanjian damai Uni Emirat Arab (UAE) dan Bahrain dengan Israel tersebut kini kembali memantik pertanyaan apakah sikap Arab yang melunak dapat jadi harapan baru bagi perdamaian di Timur Tengah, atau justru jadi boomerang yang melemahkan perjuangan Bangsa Palestina untuk merdeka?

UEA dan Bahrain menambah daftar negara di Teluk Arab yang membuka hubungan diplomatik dengan Israel, setelah Mesir dan Yordania.

Baca Juga: Jadi Festival Perikanan Terbesar, Aquafest 2020 Digelar Virtual

Bagi Presiden Trump, perjanjian tersebut ditujukan sebagai solusi untuk konflik Israel dan Palestina. Ia menyebut normalisasi itu merupakan salah satu pencapaian kerja diplomasi AS di Timur Tengah.

Trump mengatakan sedikitnya ada enam negara Teluk yang akan mengikuti jejak Bahrain dan Uni Emirat Arab, namun ia tidak menyebutkan secara jelas daftar negara-negara yang dimaksud.

Bagi Palestina, normalisasi itu tidak terlalu mengejutkan karena UEA dan Bahrain telah menjalin banyak hubungan dagang sebelum mereka membuat kesepakatan normalisasi hubungan dengan Israel.

Misalnya sejak 2005, Bahrain telah mencabut boikot terhadap produk dan perusahaan Israel sebagai ganti atas perjanjian pasar bebas dengan Amerika Serikat, sementara Uni Emirat Arab telah membangun hubungan diplomatik “tak resmi” setidaknya sejak 2015.

Baca Juga: Menantu Presiden Joko Widodo akui Langgar Protokol Kesehatan Kampanye Pilkada Serentak 2020

Halaman:

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x