Israel Berlakukan Lockdown Lagi, Warga Menilai Hal itu Bukan untuk Usir Wabah Tapi Redam Suara Warga

- 24 September 2020, 18:25 WIB
FOTO FILE: Bendera nasional Israel.*(REUTERS / Nir Elias)
FOTO FILE: Bendera nasional Israel.*(REUTERS / Nir Elias) /

 

PR TASIKMALAYA - Akibat peningkatan virus corona di Israel, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memutuskan untuk melakukan Lockdown kembali pada Kamis, 24 September 2020. 

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebelumnya menyuarakan kewaspadaan bahwa lonjakan infeksi telah mendorong negara itu ke "tepi jurang". 

Israel kembali Lockdown, yang kedua kalinya selama pandemi, pada 18 September 2020.

 Baca Juga: Beri Peringatan Jelang Pilpres AS, Trump sebut Pergantian Presiden Tak akan Berjalan Damai

Namun selama seminggu terakhir, jumlah kasus baru setiap hari telah mencapai hampir 7.000 di antara populasi 9 juta.

Salah satu pemicu dilaksanakannya Lockdown kembali karena keterbatasan fasilitas kesehatan pula.  

"Kami mencapai keputusan untuk menarik rem tangan," kata Wakil Menteri Kesehatan Yoav Kisch di Radio Israel tentang keputusan kabinet, tanpa memberikan rincian pasti tentang pembatasannya. 

Radio Israel dan beberapa situs berita Israel mengatakan dekrit yang direvisi, yang akan berlaku pada Jumat, menunggu ratifikasi parlemen.

Baca Juga: Mardani Ali: Biaya Mahal Tidak Sebanding dengan Kualitas Pilkada

Hal itu akan membuat beberapa sektor ekonomi berhenti, dan hanya di sektor "penting" seperti keuangan, energi, kesehatan, teknologi, pertanian dan penjualan makanan dan produksi.

Batas Lockdown tersebut adalah 1.000 meter (0,6 mil) untuk perjalanan dari rumah, kecuali untuk kegiatan seperti belanja bahan makanan dan obat-obatan dan perjalanan ke tempat kerja. 

Bahkan sekarangpun akan berlaku untuk demonstran/pengunjuk rasa dalam menyuarakan pendapatnya di jalan raya, menurut laporan berita tersebut.

Dekrit yang direvisi kemungkinan akan meredam demonstrasi di luar kediaman Netanyahu di Yerusalem.

Baca Juga: Waspadai Tiga Tanda Rembesan Air di Rumah Menjelang Musim Hujan

Di mana para pengunjuk rasa, banyak dari mereka yang berdatangan dari luar kota, untuk menyerukan pengunduran dirinya atas dugaan kasus korupsi.

Dia membantah tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan dalam persidangan yang dilanjutkan pada Januari nanti.

Bahkan menolak tuduhan dari aktivis yang protes bahwa penguncian yang lebih ketat pada dasarnya bertujuan untuk menghentikan demonstrasi terhadapnya.

"Dalam dua hari terakhir, kami mendengar dari para ahli bahwa jika kami tidak segera mengambil langkah-langkah yang sulit, kami akan mencapai tepi jurang," kata Netanyahu dalam sambutan publik kepada kabinet, yang bertemu selama sekitar delapan jam.

Baca Juga: Waspadai Tiga Tanda Rembesan Air di Rumah Menjelang Musim Hujan

Sekolah akan tetap ditutup, tetapi kabinet memutuskan untuk tidak menutup sinagog pada Yom Kippur, Hari Pendamaian Yahudi yang akan dilaksanakan minggu depan, lapor media.

Namun jumlah jamaahnya akan tetap dibatasi. Tingkat infeksi di lingkungan dan kota-kota Yahudi ultra-Ortodoks terdekat di Israel sangat tinggi.

 Namun partai agama dalam pemerintah koalisi menentang penutupan sinagog. Sejak wabah dimulai telah dilaporkan 1.316 orang telah meninggal dan sekitar 200.000 orang terinfeksi di Israel.

Gelombang kedua infeksi Covid-19 saat ini telah mengikuti kelonggaran pada bulan Mei dari Lockdown yang diberlakukan pada bulan Maret.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x