Vaksin Virus Corona, Alat Perang Politik Tiongkok dan Rusia Lawan Negara Barat

- 22 September 2020, 10:14 WIB
Ilustrasi vaksin virus corona.
Ilustrasi vaksin virus corona. /PIXABAY/ Pete Linforth

PR TASIKMALAYA - Tiongkok dan Rusia telah memulai peluncuran massal vaksin virus corona sebelum uji klinis selesai. Situasi ini muncul sebagai tantangan geopolitik kompleks yang tak terduga bagi Amerika Serikat.

Perusahaan farmasi asal Tiongkok, Sinopharm mengumumkan minggu ini bahwa mereka akan memberikan satu dari dua vaksin uji coba.

Uji coba vaksin ini dilakukan dalam dosis darurat untuk Uni Emirat Arab, sekutu AS yang lebih diprioritaskan daripada sebagian besar warga Tiongkok sendiri.

Baca Juga: Hal ini Jadi Penyebab Kematian Ratusan Gajah di Bostswana

Tiongkok kini menjadi satu-satunya pemasok vaksin virus corona ke Timur Tengah.

Sementara itu, dana investasi kedaulatan Rusia menandatangani kesepakatan minggu ini untuk memasok 100 juta dosis vaksin Sputnik V ke India.

Langkah-langkah ini membuat para pembuat kebijakan di negara barat kehilangan keseimbangan.

Baca Juga: Viral Dugaan Salah Satu Kadernya Berpesta Miras, DPC PDIP Layangkan Surat Teguran

Pakar kesehatan Amerika Serikat mengatakan, pihaknya seharusnya tidak perlu terburu-buru mengeluarkan vaksinnya sendiri sebagai tanggapan.

Namun, hal itu membuat Tiongkok dan Rusia menjadi negara yang menggunakan alat diplomatik berharga ini untuk bulan-bulan mendatang.

Hasilnya adalah bahwa tahun depan, Tiongkok dan Rusia mungkin telah membeli kekuatan geopolitik yang signifikan dengan melanggar aturan dan segera mengeluarkan vaksin.

Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian

Tetapi ada kemungkinan juga vaksin yang diluncurkan gagal berfungsi dengan korban manusia yang sangat banyak.

"Ini benar-benar ide yang gila dan buruk. Sangat sulit untuk dipahami,” kata Arthur Caplan, kepala divisi etika medis di Grossman School of Medicine Universitas New York, terkait Tiongkok dan Rusia yang tidak menunggu hasil uji coba Tahap 3.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Washington Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x