Network
PR TASIKMALAYA - Hamas dan Israel telah sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata menjadi tujuh hari. Hal itu agar kedua belah pihak bisa mengupayakan untuk menukar para sandera yang ditahan.
Gencatan senjata antara Hamas dan Israel ini memberikan kesempatan agar bantuan kemanusiaan dari pihak luar bisa masuk. Bantuan tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat Gaza pasca menjadi gurun pasir akibat pengeboman Israel.
"Mengingat upaya para mediator untuk melanjutkan proses pembebasan para sandera dan tunduk pada persyaratan kerangka kerja, jeda operasional akan terus berlanjut," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan dikutip dari Reuters pada Kamis, 30 November 2023.
Dalam pemberitaan yang dimuat oleh Reuters, disebutkan bahwa Hamas membebaskan 16 sandera untuk bisa menarik kembali 30 tahanan Palestina kemarin. Pada momen itu juga kesepakatan gencatan senjata akan berlanjut untuk hari ketujuh.
Baca Juga: Terkait Kampanye Prabowo-Gibran di Pemilu 2024, TKN Akan Kasih Tiga Solusi ke Anak Muda
Polisi Israel mengatakan jika dua penyerang Palestina menembaki sebuah halte bus pada jam sibuk, sekitar pagi hari di pintu masuk Yerusalem. Peristiwa itu menewaskan dua orang dan melukai delapan orang lainnya.
Menurut kementerian luar negeri Qatar, kondisi gencatan yang terjadi tetap sama, termasuk penghentian permusuhan dan masuknya bantuan kemanusiaan.
Sebelum kesepakatan itu terjadi, baik Hamas atau Israel menyatakan jika mereka selalu siap jika pertempuran terjadi jika kesepakatan negosiasi pembebasan sandera menemui jalan buntu.
"Beberapa waktu yang lalu, Israel telah diberikan daftar wanita dan anak-anak sesuai dengan ketentuan perjanjian, dan oleh karena itu gencatan senjata akan terus berlanjut," kantor perdana menteri Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan tepat ketika gencatan senjata akan berakhir.
