Sebagian besar retweet-nya berfokus pada klaim yang tidak berdasar tentang penyelidikan kolusi antara kampanyenya dan Rusia.
Sebelumnya, Trump menggunakan Twitter untuk memberikan pengaruh besar selama kampanye 2016 yang membuatnya memenangkan jabatan sebagai Presiden Amerika Serikat.
Sejak mulai menjabat, ia tetap menjadi pengguna yang produktif, namun hal itu sering membuat dirinya kesulitan karena mempromosikan teori konspirasi konten rasis.
Baru-baru ini, presiden membagikan sebuah video yang memperlihatkan seorang pendukung meneriakkan 'kekuatan ras kulit putih' pada pengunjuk rasa di sebuah komunitas Florida.
Baca Juga: Memohon Ketulusan Tiongkok untuk Perbaiki Hubungan, India Nyatakan dengan Tegas Ingin Berdamai
"Terima kasih kepada orang-orang hebat di The Villages," kata presiden itu dalam sebuah post kepada para pengikut Twitter-nya.
Video itu dihapus dari timeline-nya beberapa jam kemudian. Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Gedung Putih mengklaim bahwa presiden tidak mendengar pernyataan yang ada di video itu.
Pihaknya menyebut bahwa yang Trump lihat dari video itu yakni antusiasme yang luar biasa dari para pendukungnya.***