Oleh karena itu dia mengklaim bahwa dulu, ia bisa dengan mudah mengoreksi setiap pandangan yang akan disampaikan, karena pesan itu tidak akan langsung terkirim.
Sementara dengan kecanggihan teknologi, pandangan yang ia buat di Twitter akan dengan sangat cepat menyebar bahkan setelah sedetik ia mengirimkannya.
Maka secara tidak sadar, ia mengungkapkan hal yang tidak dihendaki oleh publik.
“Kami mengirimkannya secara instan dan kami merasa hebat dan kemudian akan mulai menerima panggilan telepon, 'Apakah Anda benar-benar mengatakan ini?'. Lalu Saya katakan 'apa yang salah dengan itu?'” ujarnya.
Baca Juga: Dituduh Telah 'Dibeli' oleh Tiongkok, Tedros Adhanom Kecam Pompeo: Itu Salah dan Tidak Berdasar
Trump dikenal telah men-Tweet lebih dari 100 kali dalam sehari. Kadang-kadang dia selalu me-retweet akun yang dikenal karena menyebarkan teori konspirasi.
Dia mengakui selama wawancara hari Jumat, tidak terlalu memperhatikan akun siapa yang dia re-tweet unggahannya.
"Anda melihat sesuatu yang terlihat bagus dan Anda tidak memeriksanya," ujarnya.
Tweet presiden pada bulan Mei, dia mengunggah cuitan lebih dari 100 kali.
Baca Juga: Tanggapi Kematian Editor Metro TV, Arif Suditomo: Polisi Bilang Kasus Sudah Alami Kemajuan