Dalam pernyataannya, ia kemudian mempertanyakan apa yang akan Tiongkok lalkukan jika ada bukti yang mengarahkan virus berasal dari lab Tiongkok.
"Itu menimbulkan masalah, jika Tiongkok pernah mengakui tanggung jawab, apakah akan membayar ganti rugi? Saya pikir itu akan membuat setiap negara di dunia memikirkan kembali bagaimana ia meneruskan hubungannya dengan Tiongkok dan bagaimana masyarakat internasional berperilaku terhadap kepemimpinan Tiongkok," ujar Sir Richard.
Tidak ada ilmuwan yang mempelajari susunan genetika Covid-19 yang melaporkan tanda-tanda itu dimanipulasi.
Dengan negara-negara seperti AS yang berusaha mempolitisir virus itu, wakil direktur Institut Virologi Wuhan pada April mengecam klaim itu sebagai 'teori konspirasi' jahat yang dirancang untuk menggoyahkan masyarakat dunia.
Baca Juga: Tak Semazhab dengan Sikap Trump Kerahkan Militer, Wali Kota Washington Dukung Demonstran
“Sebagai orang yang melakukan studi virus, kami jelas tahu jenis penelitian apa yang terjadi di institut dan bagaimana institut mengelola virus dan sampel. Seperti yang kami katakan sejak awal, tidak mungkin virus ini datang dari kami, ” kata Yuan Zhiming, pakar bioteknologi yang telah melatih dan bekerja di Prancis, Denmark, dan AS.
Ia menyatakan bahwa pihaknya memiliki peraturan ketat dan kode etik untuk penelitian.
"Saya harap semua orang akan mengesampingkan prasangka dan bias mereka untuk menyediakan lingkungan yang rasional untuk penelitian tentang melacak asal-usul virus," ujarnya lagi.***