Menteri Luar Negeri Rusia Peringatkan Perang Dunia 3 Akan Destruktif dan Melibatkan Nuklir

- 3 Maret 2022, 14:20 WIB
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan bahwa Perang Dunia 3 bisa terjadi jika Ukraina siapkan senjata nuklir.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan bahwa Perang Dunia 3 bisa terjadi jika Ukraina siapkan senjata nuklir. //Reuters/Costas Baltas

PR TASIKMALAYA - Sergei Lavrov, Menteri Luar Negeri Rusia, telah membuat peringatan jika Perang Dunia 3 terjadi.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan bahwa Perang Dunia 3 akan destruktif dan disertai dengan nuklir.

Peringatan Perang Dunia 3 ini diungkapkan Menteri Luar Negeri Rusia setelah Konferensi Perlucutan Senjata pada Selasa, 1 Maret 2022.

Namun, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov ini juga mengatakan bahwa Rusia akan menghadapi "bahaya nyata" jika ibu kota Kyiv, Ukraina, memperoleh senjata nuklir.

Baca Juga: Tes Psikologi: Pilihlah Gambar Kartu Ini, Temukan Nasihat yang Kamu Butuhkan Ketika di Waktu Sulit

Karenanya, setiap tindakan akan dilakukan untuk memastikan Ukraina tidak mengamankan persenjataan nuklir.

Namun, risiko perang nuklir meningkat pada pekan lalu ketika Vladimir Putin menempatkan pasukan pencegah nuklir Rusia dalam siaga tinggi.

Langkah itu dilakukan setelah Vladimir Putin memperingatkan siapapun yang mencoba menghambat invasi Rusia ke Ukraina.

Vladimir Putin menyebut, bahwa mereka yang berupaya menghalanginya menginvasi Ukraina akan mendapati konsekuensi yang belum pernah ada dalam sejarah.

Baca Juga: Miliarder Rusia Roman Abramovich Jual Chelsea, Hasil Penjualan Disumbangkan untuk Korban Perang di Ukraina

Peringatan ini berhasil memicu ketakutan bukan tanpa alasan, mengingat Rusia saat ini memiliki persenjataan nuklir terbesar di dunia.

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Independent, menurut Institut Perdamaian Stockholm, diperkirakan Rusia memiliki 6.255 nuklir.

Jumlah ini lebih besar dari nuklir yang dimiliki AS, yaitu sekira 5.500 senjata nuklir, disusul tujuh negara lainnya mulai dari Tiongkok hingga Korea Utara.

Sebelumnya, pada 24 Februari 2022, Rusia mulai melakukan penyerangan militer terhadap negara tetangganya, Ukraina.

Baca Juga: Kapan The Batman akan Tayang di HBO Max? Begini Jawaban Pihak Warner Bros

Sejak Vladimir Putin memerintahkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada minggu lalu, lebih dari setengah juta warga telah melarikan diri.

Dari video-video yang beredar di media sosial, terlihat dampak pengeboman dengan banyaknya bangunan yang rusak berat di kota-kota besar di Ukraina.

Meskipun militer Ukraina telah melakukan perlawanan, konvoi militer Rusia tetap membuat sedikit kemajuan menuju Kyiv, ibukota Ukraina.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyampaikan pidatonya pada Rabu, 2 Maret 2022.

Baca Juga: Tes Psikologi: Pilih Matahari Kuno Ini, Identifikasi Potensi Terbesar Karaktermu

Ia menyebut bahwa hampir 6.000 orang Rusia telah tewas dalam enam hari pertama invasi Moskow.

Volodymyr Zelenskyy pun mengatakan bahwa Kremlin tidak akan bisa mengambil alih negaranya meskipun dengan serangan udara dan bom.

Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden juga membuat ancaman terhadap presiden Rusia, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari NDTV.

Joe Biden mengatakan Vladimir Putin mungkin memperoleh keuntungan di medan perang.

Baca Juga: Tes Psikologi: Pilih Matahari Kuno Ini, Identifikasi Potensi Terbesar Karaktermu

Meskipun begitu, dia akan membayar harga tinggi yang berkelanjutan dalam jangka panjang.

"Dia tidak tahu apa yang akan terjadi," ungkap Joe Biden.

Bergabung dengan Eropa dan Kanada, Joe Biden menyatakan adanya peningkatan sanksi terhadap Moskow.

Sanksi tersebut adalah larangan masuknya pesawat Rusia ke wilayah udara Amerika Serikat.

Baca Juga: Hubungan dengan Kate Middleton Disebut Tak Dekat, Meghan Markle: Tidak Seperti yang Terlihat

Joe Biden juga mengatakan bahwa Departemen Kehakiman AS akan merebut kapal pesiar, apartemen mewah, dan jet pribadi milik orang kaya Rusia yang memiliki hubungan dengan Vladimir Putin.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Independent NDTV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah