WHO Kutuk Gagasan Herd Community untuk Covid-19, Ryan: Konsep yang Berbahaya

- 14 Mei 2020, 03:00 WIB
BENDERA Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).*
BENDERA Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).* /ANTARA/

PIKIRAN RAKYAT - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengutuk konsep berbahaya dari Herd Immunity atau Kekebalan Kawanan untuk mengelola Covid-19.

Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Dr Michael Ryan, mengungkapkan salah jika berpikir bahwa negara-negara dapat 'secara ajaib' membuat populasi mereka kebal terhadap Covid-19.

Dilaporkan pada Maret bahwa pemerintah Inggris berhaap dapat mencapau kekebalan kawanan dengan membiarkan virus masuk melalui populasi.

Baca Juga: 351 Desa Gelar Musdes, Bahas Penyaluran BLT Dana Desa Bagi Warga Terdampak Covid-19

Sementara itu, Sekretaris Kesehatan Matt Hancock membantah itu pernah menjadi bagian dari strategi pemerintah.

"Manusia bukan kawanan dan dengan demikian konsep kekebalan kawanan umumnya dicadangkan untuk menghitung berapa banyak orang yang perlu divaksinasi dan populasi untuk menghasilkan efek itu," ujar Dr Ryan, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari The Independent.

Direktur WHO menambahkan, Herd Immunity merupakan perhitungan sangat berbahaya.

Baca Juga: Gelar Workshop KTSP, SMKN 2 Kota Tasikmalaya Hadirkan Pemateri dari Jepang

"Jadi saya pikir ide ini bahwa 'mungkin negara-negara yang lemah dan belum melakukan apa-apa akan tiba-tiba secara ajaib mencapai kekebalan kawanan, dan bagaimana jika kita kehilangan beberapa orang tua di sepanjang jalan?" ujarnya.

Sir David King, mantan kepala penasihat ilmiah untuk pemerintah Inggris menyarankan pada akhir April,  para menteri masih bisa secara diam-diam berusaha menciptakan kekebalan kawanan, setelah 'melunakkan' tes mereka untuk mulai melonggarkan pembatasan.

"Mungkin kita akan pergi untuk kekebalan kawanan? Dengan kata lain, mungkin kebijakannya adalah membiarkan virus menyebar sehingga kita memiliki sebagian besar populasi kita yang memiliki antibodi dan, pada saat itu, kita semua akan tahan terhadap virus dan kuncian dapat dihapus?" ujar Dr Ryan.

Baca Juga: 33 Ribu Penerima BPNT Gigit Jari Dapati Rekening Kosong Tanpa Saldo, Bupati Undang Pihak Bank

Dr Ryan mengatakan, dia berharap bahwa Jerman dan Korea Selatan akan dapat menekan kelompok virus baru dan memuji tes mereka serta melacak program pengawasan, yang katanya adalah kunci untuk menghindari gelombang kedua yang besar.

"Sekarang kita melihat beberapa harapan karena banyak negara keluar dari apa yang disebut kuncian ini.

“Negara-negara anggota yang bertanggung jawab akan melihat semua populasi mereka-mereka menghargai setiap anggota masyarakat dan mereka berusaha melakukan segala yang mungkin untuk melindungi kesehatan sementara pada saat yang sama, jelas, melindungi masyarakat dan melindungi ekonomi dan hal-hal lain,” kata Dr Ryan.

Baca Juga: Pria Disebut Lebih Berisiko Terinfeksi Covid-19, Simak Penjelasannya

Ia menambahkan dan telah mengatakannya berulangkali bahwa Covid-19 adalah penyakit serius, ini adalah musuh publik nomor satu.

Dr Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis dari tanggapan Covid-19 WHO mengatakan, data awal dari penelitian menunjukkan bahwa tingkat populasi yang sangat rendah sebenarnya telah terinfeksi penyakit ini.l

Dalam hal ini nampak pula ada pola yang konsisten, bahwa sebagian kecil orang memiliki antibodi ini.

Baca Juga: Tak Hanya Manusia, FDA Sebut Anjing dan Kucing Harus Berlatih Jarak Sosial di Tengah Pandemi

"Dan itu penting, karena Anda menyebutkan kata ini 'kekebalan kawanan', yang biasanya merupakan frasa yang digunakan ketika Anda berpikir tentang vaksinasi.

“Anda pikir berapa jumlah populasi yang perlu memiliki kekebalan untuk dapat melindungi sisa populasi? Kami tidak tahu persis level apa yang dibutuhkan untuk Covid-19. Tetapi tentu saja harus lebih tinggi dari apa yang kita lihat dalam studi seroprevalensi," ujarnya.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: The Independent


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah