Kasus Covid-19 Menguat di AS, Trump Sempat Tak Hiraukan hingga Anggap Hanya Flu Biasa

- 23 April 2020, 14:30 WIB
AMERIKA Serikat dan Rusia menolak gencatan senjata yang diserukan oleh PBB sebagai salah satu upaya memerangi pandemi virus corona di dunia.
AMERIKA Serikat dan Rusia menolak gencatan senjata yang diserukan oleh PBB sebagai salah satu upaya memerangi pandemi virus corona di dunia. /REUTERS/

Baca Juga: Rumor Kim Jong Un Kritis Semakin Memanas, Media Korut Memilih Bungkam Seribu Bahasa

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump juga telah diperingatakan oleh salah satu penasihat Gedung Putih, bahwa virus corona memiliki potensi membunuh ratusan ribu orang Amerika dan menggagalkan ekonomi AS, kecuali tindakan keras segera diambil pada Januari 2020 lalau, memo itu baru terungkap sekarang.

Memo itu ditulis oleh penasihat ekonomi Trump, Peter Navarro dan diedarkan melalui Dewan Keamanan Nasional secara luas di sekitar Gedung Putih dan agen-agen federal.

Baca Juga: Krisis Virus Corona Buat Raja Tinju MMA Temukan Hidayah, Wilhelm Ott Resmi Jadi Mualaf

Mereka menunjukkan bahwa pemerintahan memperingatkan sejak akhir Januari, pada saat presiden secara konsisten mengecilkan ancaman Covid-19.

Kesalahpahaman dan kurang tegasnya penanganan kasus ini, membuat kemunculan Covid-19 mencuat di AS pada Januari lalu tidak di indahkan, sehingga saat ini AS menepati urutan pertama kasus terinfesi dan kematian paling banyak didunia.

Baca Juga: Dinantikan Umat Muslim, Berikut 4 Keistimewaan Bulan Suci Ramadhan

Dilansir World Meter, Amerika Serikat per Rabu, 23 April 2020 melaporkan jumlah kematian lebih dari 47 ribu jiwa, dari jumlah terinfeksi sebanyak lebih dari 800 ribu orang.***

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: REUTERS World Meter Coronavirus


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah