Kasus Covid-19 Menguat di AS, Trump Sempat Tak Hiraukan hingga Anggap Hanya Flu Biasa

- 23 April 2020, 14:30 WIB
AMERIKA Serikat dan Rusia menolak gencatan senjata yang diserukan oleh PBB sebagai salah satu upaya memerangi pandemi virus corona di dunia.
AMERIKA Serikat dan Rusia menolak gencatan senjata yang diserukan oleh PBB sebagai salah satu upaya memerangi pandemi virus corona di dunia. /REUTERS/

PIKIRAN RAKYAT - Fakta baru terkait kemunculan virus corona di Amerika Serikat, merujuk pada hasil pemeriksaan postmortem yang menunjukan bahwa Covid-19 telah beredar di Califronia sejak Januari 2020 lalu.

Namun, kasus pertama ini menujukan gejala layaknya seseorang terkena virus influenza biasa, sehingga penanganan virus corona menjadi sangat telat dan berimbas pada tidak tertolongnya pasien tersebut.

Baca Juga: 7 Selebriti yang akan Jalani Puasa Ramadan 2020 dalam Kondisi Hamil Anak Pertama

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Reuters, seorang pejabat kesehatan, Sara Cody di Santa Clara Contry mengungkap, seorang pasien wanita berusia 57 tahun meninggal dunia akibat Covid-19 pada 6 Februari lalu.

Dikatakan, kasus itu terjadi lebih awal dibanding dari awal-awal kasus virus corona lain yang telah dilaporkan Amerika Serikat sebelumnya.

Sedangkan, kematian paling awal yang disebabkan virus corona di AS, sebelumnya diduga terjadi pada 26 Februari lalu di negara bagian Washington.

Baca Juga: Jelang Ramadhan di Tengah Pandemi Virus Corona, Kunjungan ke Pasar Cikurubuk Membludak

Kematian awal itu melibatkan seorang pria berusia 30 tahun yang baru pulang dari Wuhan, Tiongkok. Pria itu dinyatakan positif Covid-19 setelah menyerahkan diri pada otoritas kesehatan setempat, sembari menunjukan gejala-gejalanya.

“Apa yang dikatakan kematian ini kepada kita adalah bahwa kita memiliki transmisi komunitas mungkin pada tingkat yang signifikan jauh lebih awal dari yang kita ketahui.

"Dan itu menunjukkan bahwa virus diperkenalkan dan beredar di komunitas kita jauh lebih awal daripada yang kita ketahui,” ujar Santa Clara Health Officer Dr. Sara Cody mengatakan kepada wartawan, Selasa, 22 April 2020 kemarin.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: REUTERS World Meter Coronavirus


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x