Simak Alasan 41 Santri Penghafal Al-quran asal Malaysia Cepat Pulih dari Covid-19

- 13 April 2020, 14:35 WIB
Ilustrasi orang membaca Al Quran.
Ilustrasi orang membaca Al Quran. //PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT- Pelajar tahfiz Madrasah Miftahul Ulum, Sri Petaling, Kuala Lumpur Malaysia telah menyatakan bahwa sebanyak 41 pelajar yang sebelumnya dikonfirmasi positif Covid-19 pada Minggu, 12 April 2020 sudah pulih kembali.

Meskipun baru sebagian dari jumlah terinfeksi yang telah dilaporkan, kepulangan 41 pelajar tahfiz dari bangsal Rumah Sakit Canselor Tuanku Mukhriz (HCTM) ini, disambut dengan bahagia dan penuh suka cita.

"Mereka merupakan sebagian dari pasien positif Covid-19 dari kluster tabligh yang sebelum ini dikarantina di Institut Sosial Malaysia dan dimasukkan ke HCTM pada 2 April 2020 lalu," ujar Dirjen Kesehatan Malaysia, Dr Noor Hisham Abdullah di Kuala Lumpur.

Baca Juga: Sulit Move On, Berikut Ramalan 5 Zodiak yang Terjebak CLBK Tahun Ini, Salah Satunya Pisces

Dr. Noor Hisham, Dirjen Kesehatan Malaysia, menyebutkan juga bahwa para pelajar itu berumur dari 14 hingga 29 tahun dan berjenis kelamin laki-laki semua, seperti dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Kantor Berita Antara.

Kemampuan tubuh yang kuat dalam menangkal virus corona serta kekutan sistem imum melawan Covid-19 juga jadi faktor utama cepatnya masa pemulihan dari penyakit yang menyerang sistem pernapasan ini.

Sebelumnya, mereka dinyatakan positif secara serentak usai mengahadiri gelaran keagamaan di Masjid Petaling pada awal Maret 2020 lalu, meski setelah melalui proses pemeriksaan yang cukup panjang.

Baca Juga: Dampak Covid-19, Hampir 2.000 Pegawai di Kota Tasikmalaya Terpaksa Dirumahkan

"Mereka telah terjangkit Covid-19 saat menghadiri pertemuan keagamaan di Masjid Sri Petaling pada awal Maret 2020 dan juga dari sekitar masjid setelah pertemuan," katanya.

Mereka semua tidak mengalami gejala apapun dan dua tes swab saringan awal pada pertengahan Maret dan pada 24 Maret adalah negatif.

Namun, pihak Institut Sosial Malaysia telah mengambil kebijakan untuk melakukan karantina atau isolasi bagi seluruh pelajar tersebut, setelah ditemukan laporan ada yang terinfeksi dalam gelaran pertemuan itu.

Baca Juga: Cek Fakta: Covid-19 Merebak, Benarkah Karyawan di Batam Diminta Pakai APD?

"Mereka telah dikarantina di Institut Sosial Malaysia dan pada 2 April 2020, keputusan ujian swab ke tiga yang di ambil pada 30 Maret adalah positif Covid-19. Para pelajar seterusnya dimasukkan ke HCTM bagi perawatan lanjut," ujar Noor Hisham.

Selama proses perawatan di HCTM berjalan tidak ditemukan kendala apapun, hanya seorang dari mereka mengalami gejala batuk pada 5 April 2020 dan diberikan perawatan hydrochloroquine.

"Semua telah sembuh sepenuhnya dan dibenarkan keluar pada hari ini 12 April 2020," ujarnya.

Baca Juga: PSBB Dimulai Lusa, Pemkot Bogor Masih Tunggu Arahan Lanjutan dari Ridwan Kamil

Dari aspek pengobatan, saringan untuk diagnosis dan perawatan awal amatlah penting bagi memastikan pasien positif Covid-19 berpeluang sembuh sepenuhnya.

"Kelompok pelajar ini merupakan pesakit pada usia muda. Justru proses penyembuhan dan prognosis mereka adalah lebih baik dibanding pasien yang berusia ataupun yang menghidap penyakit kronik lain seperti hipertensi atau kencing manis," ujarnya.

Sebab itu, proses penganan yang cepat dapat menjadi faktor utama pemulihan berlangsung cepat dan lancar. Melihat kondisi mereka cukup kuat melawan virus yang menyebabkan batuk, demam dan terganggunya saluran pernapasan ini. ***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x