Dokter Terkejut, AS Kembali Laporkan Lonjakan Tinggi Jumlah Kematian akibat Covid-19

- 9 April 2020, 14:15 WIB
SEORANG Wanita sedang berdoa agar virus corona mereda di Amerika Serikat
SEORANG Wanita sedang berdoa agar virus corona mereda di Amerika Serikat /Reuters/ Nathan Layne

PIKIRAN RAKYAT- New York, negara bagian Amerika Serikat dengan jumlah terinfeksi paling banyak didunia, melaporkan lonjakan angka kematian paling tinggi akibat virus corona hanya dalam waktu satu hari.

Dikutip dari laman independent Wold Meter, jumlah kematian di Amerika Serikat berada di urutan kedua setelah Spanyol, yaitu sebanyak 14.783 jiwa, dengan rincian lonjakan kematian meningkat 1.935 dalam sepekan.

Kondisi ini membuat tenaga medis, baik dokter maupun perawat terheran-heran dengan kecepatan virus ini hingga membuat pasien sekarat.

Baca Juga: Tingkat Kesadaran Warga Masih Rendah, Polisi Lakukan Razia Pengendara Tak Gunakan Masker

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Reuters, jumlah kasus Covid-19 di negara bagian New York mendekati angka 150.000 dari hampir setengah juta jiwa terinfeksi di AS per Kamis, 9 April 2020.

Kondisi ini membuat Gubernur New York, Andrew Cuomo memerintahkan sejumlah staf-nya untuk mengibarkan bendera setengah tiang guna mengingat jumlah korban yang semakin hari semakin bertambah.

Ia juga menyampaikan, setiap kematian yang terjadi di Amerika Serikat memperlihatkan potret wajah seseorang yang telah hilang dari muka bumi ini. Maka semakin banyak warga AS berguruan, semakin sedikit juga jumlah warga AS kini.

Baca Juga: Tetapkan Lockdown Akibat Corona, Ratusan Monyet, Gajah, dan Merak Kuasai Jalanan India

"Setiap angka adalah wajah seseorang. Virus ini menyerang yang rentan dan menyerang yang lemah dan itu tugas kita sebagai masyarakat untuk melindungi yang rentan," kata Gubernur New York, Andrew Cuomo.

Namun, dokter dan perawat mengatakan virus ini tidak hanya menyerang lansia dan pasien dengan kondisi kesehatan rendah karena penyakit penyertanya, melainkan virus ini juga dapat menginfeksi kaum muda dan mereka yang sehat.

Baca Juga: Glenn Fredly Meninggal Dunia karena Meningitis, Ketahui Penyebab dan Gejalanya

"Bahkan ketika pasien nampak terlihat baik-baik saja, selang beberapa menit terjadi perubahan mendadak dan mereka tidak bisa merespon," ujar Diana Torres, seorang perawat di Rumah Sakit Mount Sinai di kota New York.

Fenomena kematian cepat ini membuat Diana takut keluar dari kamar mereka, serta khawatir meninggalkan mereka sendirian.

Sementara itu, Andrew Cuomo mengatakan, 779 orang meninggal pada Rabu, 8 April 2020 kemarin. Begitupun dengan Gubernur New Jersey, Phil Murphy yang juga melaporkan 275 orang meninggal.

Baca Juga: Intensitas Curah Hujan Cukup Tinggi, Akses Jalan Desa Puteran Tertutup Longsoran

Sehingga total jumlah korban meninggal akibat Covid-19 di kedua negara bagian AS itu, New York dan New Jersey melebihi catatan harian sebelumnya.

Meskipun penghitungan jumlah korban terlihat mengkhawatirkan, namun Cuomo mengatakan, tren keseluruhan masih tampak positif.

Cuomo melihat penurunan rawat inap baru dan data lainnya yang menunjukkan bahwa New York bisa mengontrol tingkat infeksi virus corona.

Baca Juga: Geser AS, Spanyol Tempati Urutan Kedua Jumlah Kematian Covid-19 Terbanyak di Dunia

Lebih lanjut, Cuomo mengatakan, jumlah kematian akan terus meningkat dalam beberapa hari mendatang karena pasien-pasien yang sakit kritis akhirnya meninggal dunia.

Meskipun mereka telah dirawat di rumah sakit selama lebih dari seminggu dan menggunakan mesin ventilator untuk membantu bernafas.

Sedangkan, kematian akibat virus corona di AS mencapai lebih dari 14.700 pada kamis 9 April 2020, jumlah tertinggi kedua yang dilaporkan di dunia setelah Italia. Diketahui, New York telah menyumbang hampir setengah dari mereka.

Baca Juga: Benarkah Air Dingin Sebabkan Kram saat Menstruasi? Simak Penjelasan Pakar Kesehatan

Pada pekan ini, jumlah kematian akibat virus corona kian mengkhawatirkan, di saat pemodelan yang dilakukan universitas terkemuka di AS mengurangi angka kematian akibat virus corona yang diproyeksikan sebesar 26 persen menjadi 60.000.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: REUTERS World Meter Coronavirus


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x