Tenggak Alkohol Oplosan, Ribuan Warga Iran Masuk RS dan Ratusan Tewas

- 28 Maret 2020, 16:46 WIB
ILUSTRASI keracunan makanan.*/DOK. PR
ILUSTRASI keracunan makanan.*/DOK. PR /

PIKIRAN RAKYAT - Iran, yang tengah berjuang memerangi penyebaran virus corona, kini dihadapkan masalah keracunan alkohol yang telah menewaskan ratusan orang di negaranya.

Melihat angka kematian usai meminum cairan tersebut, para pejabat awalnya mengira para korban ini tertipu berita hoaks sebagai upaya melindungi diri mereka dari ancaman virus corona.

Tetapi penjelasan dari dokter membuka mata semua masyarakat dan pemerintah bahwa ada masalah besar yang sedang terjadi, dan kematian warganya tersebut disebabkan karena korban meminum alkohol yang diproduksi secara ilegal.

Baca Juga: Cek Fakta: Hoaks Pemerintah Gaet Tenaga Medis Tiongkok Guna Tangani Pasien Covid-19 di Indonesia

"Beberapa hari pertama kita semua mengira pasien telah minum alkohol untuk melindungi diri mereka dari corona, sebagaimana beberapa dari mereka menyatakan demikian," Gholam Hosein Mohebbi, kepala hubungan masyarakat Rumah Sakit Imam Ahwaz, mengatakan kepada ABC News.

Namun dalam perkembangannya, aksi menenggak minuman tersebut ternyata tidak terkait langsung kekhawatiran terhadap virus corona. Minuman yang dioplos dengan air dan etanol itu memang ditenggak sebagai minuman konsumsi biasa meski ilegal.

"Tetapi kemudian kami menyadari dari keluarga dan teman-teman mereka bahwa kebanyakan korban memang peminum, mereka sering minum minuman keras, tetapi kali ini yang mereka serahkan adalah minuman berbasis metanol, bukan minuman keras biasa, bernama araq, dicampur dengan air dan etanol," tambahnya.

Perdagangan dan meminum alkohol merupakan perbuatan ilegal di Iran.

Baca Juga: Lakukan Sterilisasi Perbatasan, Simak SOP yang Dikeluarkan Pemkab Sukabumi

Mereka yang mencari minuman beralkohol sering mengandalkan rantai pedagang pasar gelap tanpa mengetahui di mana dan bagaimana minuman tersebut diproduksi.

Para pedagang sendiri seringkali tidak yakin dengan sumber alkoholnya.

"Salah satu dari mereka yang meninggal karena keracunan di rumah sakit kami adalah seorang pedagang alkohol," kata Mohebbi, memperingatkan orang-orang untuk tidak mempercayai siapa pun yang menjual minuman beralkohol.

Baca Juga: Warga Tasikmalaya Khawatir Penyebaran Covid-19, Ratusan Buruh PT KAI Dipulangkan 

Mohebbi juga menyatakan keprihatinannya tentang orang-orang dengan masalah alkohol.

"Kami tahu bahwa mereka yang memiliki masalah alkohol mengalami masa-masa sulit, tetapi dilarang dalam agama kami. Saya harap mereka mencoba untuk berhenti minum setidaknya untuk saat ini," kata Mohebbi.

Meskipun minum alkohol menyimpang dari aturan yang berlaku, mereka yang keracunan dan dibawa ke rumah sakit tidak dituntut atau ditangkap, demikian dikatakan Mohebbi.

Baca Juga: Cek Fakta: Hoaks Hantavirus yang Mematikan adalah Virus Baru di Tengah Pandemi Covid-19

"Polisi sama sekali tidak menekan pasien. Mereka hanya berusaha mendapatkan sebanyak mungkin informasi untuk menemukan sumber dan mencegah lebih banyak korban," kata Mohebbi.

Kantor Berita Tasnim melaporkan, setidaknya ada 2.197 orang dilarikan ke rumah sakit akibat keracunan alkohol yang dijual ilegal ini, sementara 244 orang lainnya telah dinyatakan meninggal dunia.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: ABC News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x