Joe Biden Bakal Jatuhkan Sanksi Keras pada Rusia, Sejumlah Perusahaan AS Minta Hati-hati

- 26 Januari 2022, 19:57 WIB
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengecam Vladimir Putin Presiden Rusia jika militernya melakukan invasi ke Ukraina.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengecam Vladimir Putin Presiden Rusia jika militernya melakukan invasi ke Ukraina. /Instagram.com/@joebiden

PR TASIKMALAYA - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden telah mengancam akan menjatuhkan sanksi yang menghancurkan terhadap Rusia yang dipimpin Vladimir Putin.

Ancaman sanksi dari Joe Biden ini tidak terlepas dari rencana Rusia yang kabarnya akan menyerang Ukraina.

Rencana Joe Biden ini ditanggapi serius oleh berbagai perusahaan AS yang telah bekerja sama dengan Rusia.

Sebuah kelompok dagang yang mewakili Chevron, General Electric, dan perusahaan besar AS lainnya meminta Gedung Putih untuk mempertimbangkan.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Wajah, Apel atau Orang yang Duduk, Akan Bantu Ungkapkan Karakteristik Dirimu

Mereka meminta Gedung Putih untuk mengizinkan perusahaan memenuhi dan mempertimbangkan produk yang dikecualikan.

Pada saat yang bersamaan, perusahaan energi besar mendorong Kongres AS untuk membatasi ruang lingkup dan batas waktu mereka.

Sementara itu, Jake Colvin, presiden Dewan Perdagangan Luar Negeri Nasional mengatakan bahwa Joe Biden dan Kongres perlu mengkaji lebih lanjut rencana tersebut.

"Mereka perlu mendapatkan perincian yang benar jika mereka harus menindaklanjuti ancaman sanksi," kata Jake Colvin pada 24 Januari 2022, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters.

Baca Juga: 15 Idol Kpop yang Lahir Bulan Februari, dari Jihyo TWICE, Doyoung NCT, hingga CL 2NE1

Menurutnya, pemerintahan Joe Biden harus mempertimbangkan banyak hal sebelum sanksi tersebut diberikan pada Rusia.

"Rincian itu harus mencakup pertimbangan pelabuhan yang aman atau periode istirahat untuk memungkinkan perusahaan memenuhi kontrak dan kewajiban yang ada," lanjut Colvin.

"Serta pemotongan untuk obat-obatan yang menyelamatkan jiwa dan pertimbangan kemanusiaan lainnya yang konsisten dengan kebijakan AS yang sudah berlangsung lama," terang Colvin.

Perusahaan energi juga telah menyambangi langsung anggota parlemen AS untuk menekan periode 'dingin' atau 'relaksasi' sehingga aset mereka tidak disita.

Baca Juga: Link Nonton Persiraja vs Persela, Siapa yang Akan Keluar dari Zona Degradasi?

American Petroleum Institute (API), organisasi lobi terbesar AS untuk pengebor minyak dan gas telah membahas sanksi terhadap Rusia di kantor kongres.

"Sanksi harus ditargetkan semaksimal mungkin untuk membatasi potensi kerugian pada daya saing perusahaan AS," kata juru bicara API.

Diketahui, sanksi ekspor biasanya dilakukan secara bertahap dengan memberi perusahaan waktu untuk menghentikan bisnis mereka.

Namun, dalam kasus ini, sanksi kemungkinan akan diterapkan secara tiba-tiba di tengah krisis, membuat periode 'relaksasi' lebih sulit dilakukan.

Baca Juga: Edy Mulyadi Diperiksa Polisi Jumat, 28 Januari 2022, soal Dugaan Ujaran Kebencian

Sementara itu, seorang pejabat Departemen Keuangan AS menolak untuk mengomentari langkah-langkah semacam itu terkait sanksi Rusia.

"Kami siap untuk memberikan biaya besar bagi ekonomi Rusia sambil meminimalkan hal yang tidak diinginkan," katanya.***

Editor: Amila Yosalfa Fauziah

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah