Cek Fakta: Dampak Konflik Umat Beragama, Beredar Sebuah Video Polisi India Tega Pukul Wanita yang Tengah Gendong Anak

- 11 Maret 2020, 09:23 WIB
HOAX viral sebuah video kepolisian India memukul seorang wanita yang tengah menggendong anak usai rusuh UU Kewarganegaraan (Antimuslim).*
HOAX viral sebuah video kepolisian India memukul seorang wanita yang tengah menggendong anak usai rusuh UU Kewarganegaraan (Antimuslim).* //Instagram @turnbackhoaxid

PIKIRAN RAKYAT - Ketegangan antara dua umat beragama di India memuncak sejak pemerintah menerbitkan UU kewarganeraan (CAA) pada Desember 2019 silam.

UU tersebut menawarkan jalur singkat untuk mendapatkan suaka politik bagi minoritas agama di Afghanistan, Pakistan, dan Bangladesh.

Namun, CAA mengecualikan umat muslim dari proses untuk memperoleh kewarganegaraan tersebut. Sehingga memicu protes warga muslim.

Baca Juga: Terkait Pemberitaan Soal Virus Corona, Wali Kota Tasikmalaya Peringati Media Sampaikan Informasi Seobjektif Mungkin

Protes warga muslim yang awalnya berlangsung damai berubah jadi sengit ketika sejumlah politisi dari parta penguasa Bhartiya Janta Party (BJP), melemparkan tuduhan miring terhadap demonstran yang menindihkan situasi.  

Akibat kerusuhan tersebut, kini pemerintah dan kepolisian menjadi sasaran ketidakpuasaan warga Delhi. Pasalnya, adanya dugaan kepolisian ikut membantu perusuh yang menyerang properti warga muslim.

Tak hanya itu, isu-isu penindasaan oknum kepolisian terhadap warga muslim dan warga hindu yang pro muslim berkembang di India, usai keterlibatan polisi dalam rangka mengamankan para demonstran yang berujung pada tindakan kekerasan.

Baca Juga: Cek Fakta: Akibat Mewabahnya Virus Corona, Beredar Video Imigran asal Tiongkok Dipulangkan Secara Paksa oleh Gubernur DKI Jakarta

Isu itu semakin mencuat ke permukaan, usai beredarnya sebuah video yang diunggah laman Facebook pada 29 Februari 2020 pukul 22:24 WIB, menampilkan kekerasan yang diduga dilakukan oleh seorang polisi di India.

Dimana seorang polisi India itu, dengan tega memukul wanita yang tengah menggendong anak kecil dengan menggunakan tongkat hingga mendorongnya sampai tersungkur. Video itu, diunggah oleh pengguna akun Facebook dengan nama Status Lucu 2019, lengkap dengan narasinya.

"Perilaku polisi India terhadap wanita yang membawa anak", tulis pengguna akun Facebook dengan nama Status Lucu 2019.

Baca Juga: Kenalkan 4 Mantan Pemain Persib Bandung, PSKC Cimahi Resmi Bermarkas di Stadion Siliwangi

Sontak, video ini menggiring asumsi masyarakat dunia terutama muslim India dan muslim diberbagai negara mengecam perilaku tersebut dan menganggapnya sebagai bentuk pelanggaran kemanusiaan.

Tak hanya itu, dengan beredarnya video ini dapat menimbulkan aksi demontrasi atau perlawanan masyarakat muslim di seluruh dunia, sehingga akan menyebabkan kericuhan yang semakin melebar, bahkan nantinya dapat mengancam keamanan dan ketertiban dunia.

Oleh karena itu, dengan beredarnya video tersebut tim cek fakta Masyarakat Anti Hoaks Indonesia (MAFINDO), melakukan penelusuran terkait kebenaran video tersebut.

Baca Juga: Meskipun Tertinggal, Facebook Tetap Akan Uji Coba Berbagi Stories ke Instagram

Setelah dilakukan penelusuran, ternyata video yang menampilkan tindakan pemukulan yang dilakukan oleh oknum kepolisian benar adanya, namun bukan terjadi di India, melainkan di Bhaisepati, Lalitpur, Nepal pada 27 Fabruari 2020.

Video tersebut tidak ada kaitanya dengan peristiwa yang menimpa kasus ketegangan umat beragama di India baru-baru ini.

Polisi dalam video itu juga bukan polisi India melainkan Inspektur Polisi di Sektor Kepolisian Metropolitan Bungmati, Nepal.

Baca Juga: Bantuan Pemprov Tidak Turun, Pembangunan GCC Dadaha Kota Tasikmalaya Batal Tuntas Tahun Ini

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari akun Instagram @turnbackhoaxid, menurut polisi, insiden itu terjadi pada hari Kamis di kediaman Bhainsepati Hem Khatri, seorang pensiunan jenderal Angkatan Darat Nepal, di mana sekelompok wanita telah berkumpul.

Dalam rangka protes dengan tajuk 'menuntut keadilan' untuk seorang wanita yang diidentifikasi sebagai Mala Shah, yang telah menuduh bahwa dia menjalin hubungan dengan Khatri.

"Investigasi telah dimulai pada Inspektur Poudel setelah menikam Hema Shrestha, seorang peserta dalam tim yang mengepung rumah Rathi Hem Khatri, seorang pensiunan asisten Tentara Nepal di Bhansapati," dikutip MAFINDO dari sebuah situs Radio di India.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya Rabu 11 Maret 2020: Sariwangi dan Tawang akan Diguyur Hujan Sedang Sepanjang Siang dan Hujan Ringan di Malam Hari

Inspektur Poudel diduga melobi Shrestha, yang menyebut dirinya ekspedisi, selama perselisihan antara Khatri dan seorang wanita bernama Mala Shah. Video Inspektur Poudel yang memukul Shrestha yang menggendong bayi itu kemudian beredar di media sosial.

Hal ini membuat diambilnya sebuah kebijakan dari Markas Besar Kepolisian, Polisi Metropolitan, Lalitpur, dengan membentuk komite investigasi beranggotakan tiga orang yang dipimpin oleh SP Durga Singh.

Sedangkan, laporan dari salah satu media online India, polisi tersebut sudah dipindahkan dari Polisi Metropolitan Bhaisepati.

Baca Juga: Apresiasi Desa Berdaya yang Kian Aktif, Wakil Bupati Garut Justru Tantang Fasilitator Buat Program Baru

Kepala Polisi Metropolitan Range, Lalitpur, SSP Tek Prasad Rai, menginformasikan bahwa Poudel telah dipindahkan ke Jawalakhel setelah insiden tersebut. Sekarang digantikan Inspektur Sujit Ojha yang baru diangkat telah ditunjuk untuk Lingkaran Polisi Metropolitan, Bhaisepati.

Maka berdasarkan fakta yang telah dihimpun tim Masyarakat Anti Hoaks Indonesia, terkait polisi India melakukan pukulan terhadap wanita yang tengah menggendong anak, masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Turn Back Hoax MAFINDO


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x