Jepang Siaga Virus Corona, Semua Jenjang Sekolah Diliburkan Sementara

- 28 Februari 2020, 09:14 WIB
Jepang siaga virus corona dengan meliburkan semua sekolah.
Jepang siaga virus corona dengan meliburkan semua sekolah. /AFP

PIKIRAN RAKYAT - Wabah virus corona masih meliputi negeri sakura. Jumlah korban terus mengalami peningkatan seiring bertambahnya kasus yang muncul dari para penumpang kapal pesiar Diamond Princess.

Akibat jangka panjangnya, Pemerintah Jepang memutuskan meliburkan sementara seluruh jenjang sekolah, mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas mulai Kamis, 27 Februari 2020.

Dikutip Pikiranrakyat-Cirebon.com melalui situs Reuters bahwa keputusan itu disampaikan oleh Menteri Shinzo Abe yang sebelumnya telah mendapat kritik keras dari publik akibat dari penanganan lambat wabah corona, sehingga ia berusaha memenangkan hati publik dengan mengutamakan keselamatan anak-anak Jepang.

Baca Juga: Arab Saudi Hentikan Layanan Umrah karena Virus Corona, DPR RI Soroti Suasana Batin Calon Jemaah

Penutupan tiga jenjang sekolah itu akan diberlakukan dari Senin hingga liburan musim semi yang jatuh pada akhir Maret.

"Seluruh sistem sekolah Jepang, dari sekolah dasar hingga sekolah menengah, akan diminta untuk ditutup dari Senin hingga liburan musim semi pada akhir Maret untuk membantu mengatasi wabah virus korona," tutur Perdana Menteri Shinzo Abe pada.

Adapun Abe menilai masa satu atau dua minggu mendatang masih menjadi masa rawan untuk kasus bertambah atau berkurang.

Baca Juga: Rumah Quraish Shihab Dibobol Maling, Pelaku Cuma Ambil Kaca Spion

"Satu atau dua minggu mendatang ini adalah periode yang sangat penting," tutur Abe menitikberatkan fungsi satuan tugas virus corona.

Namun demikian, Perdana Menteri Shinzo Abe merasa perlu untuk memprioritaskan kesehatan dan keselamatan anak-anak karena mereka yang kelak jadi penerus bangsa.

"Memprioritaskan kesehatan dan keselamatan anak-anak di atas segalanya, kami akan meminta semua sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas di seluruh Jepang untuk sementara ditutup dari 2 Maret hingga liburan musim semi," ujarnya.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya, Jumat 28 Februari 2020: Tamansari dan Cipatujah Dilanda Hujan Seharian

Tahun sekolah Jepang berakhir pada bulan Maret dengan liburan musim semi biasanya dimulai pada minggu terakhir setiap bulan.

Di sisi lain, kasus corona kedua kalinya menimpa seorang wanita yang bekerja sebagai pemandu bus wisata diinfeksi ulang dengan virus corona yang dinyatakan positif setelah sembuh dari infeksi sebelumnya, 

Baru-baru ini jumlah kasus mengalami kenaikan di Jepang pada Kamis menjadi lebih dari 200, naik dari penghitungan resmi 186 pada hari Rabu. Bahkan di pulau Hokkaido utara sudah ditemukan 15 kasus baru yang termasuk dua anak di bawah usia 10 tahun, dikonfirmasi.

Baca Juga: Rilis Lagu Feminisme, Taylor Swift Bertransformasi Menjadi Pria di dalam 'The Man'

Pun begitu, Pemerintah Jepang telah mendesak agar pertemuan besar dan acara-acara olahraga dibatalkan atau dibatasi selama dua minggu untuk menahan penyebaran virus, sedangkan mereka berjanji bahwa Olimpiade Tokyo 2020 akan tetap berlangsung.

Namun penanganan Pemerintah terhadap virus telah menuai banyak kritik, termasuk dari politisi oposisi.

Namun demikian, Abe mendapat dukungan dari Komite Olimpiade Internasional(IOC) karena Ketua IOC Thomas Bach, mengatakan kepada media Jepang bahwa IOC tetap berkomitmen penuh untuk menyelenggarakan Olimpiade sesuai jadwal.

Baca Juga: Arab Saudi Hentikan Layanan Umrah karena Virus Corona, DPR RI Soroti Suasana Batin Calon Jemaah

“Kami berkomitmen penuh untuk Olimpiade yang sukses di Tokyo mulai 24 Juli,” lapor seorang sumber yang enggan menyebutkan namanya.

Atas dikeluarkannya pengumuman penutupan itu, para orang tua mulai mengeluarkan kritikkan mereka yang menganggap Pemerintah Jepang hanya menambah daftar tugas orang tua yang harus mengatur pengasuhan anak. Di sisi lain, Pemerintah lupa bahwa seorang anak dapat memiliki orang tua yang bekerja.

"Jujur, semua sekolah sedang diliburkan  karena penting untuk melindungi anak-anak, tetapi apa yang terjadi jika mereka memiliki orang tua yang bekerja? ” cuit @Kogoro1982.

Sementara itu, kasus-kasus yang dilaporkan di Jepang mencapai  207 dengan tidak memasukkan 705 kasus yang dilaporkan dalam kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di Tokyo awal bulan ini. ***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x