Gegara Salju Tebal, Lebih dari 100 Penerbangan Domestik Jepang Dibatalkan

- 26 Desember 2021, 14:07 WIB
Ilustrasi. Ratusan penerbangan lokal Jepang dihentikan.
Ilustrasi. Ratusan penerbangan lokal Jepang dihentikan. /REUTERS/Issei Kato

PR TASIKMALAYA – Lebih dari 100 penerbangan domestik di Jepang dihentikan pada Minggu, 26 Desember 2021.

Hal itu disebabkan kondisi salju yang tebal di bagian utara dan barat Jepang, kata dua maskapai terbesar di negara itu.

ANA Holdings telah menghentikan 77 penerbangan pada pukul 1 siang waktu setempat.

Menurut Yutaka Kitahara selaku direktur operasi perusahaan, penghentian penerbangan itu mempengaruhi sekitar 5.100 penumpang.

Baca Juga: Anies Baswedan Beberkan Rahasia agar Perpindahan Antar Moda BRT ke MRT Jadi Mudah di Jakarta

Dia pun mengatakan kemungkinan akan ada pembatalan lain mengingat cuaca yang tidak stabil.

"Karena situasi cuaca di timur laut Jepang tetap tidak stabil, mungkin ada lebih banyak pembatalan yang akan datang," ujar Kitahara.

Sementara itu, Japan Airlines Co telah membatalkan 35 penerbangan pada pukul 10 pagi waktu setempat.

Pembatalan itu mempengaruhi 1.810 penumpang, kata seorang perwakilan dari divisi operasi maskapai.

Baca Juga: Oknum TNI Pembunuh Dua Sejoli Diadili dengan Peradilan Militer, Selamat Ginting: Publik Belum Paham...

Jepang diketahui telah memperketat kontrol perbatasan untuk melawan ancaman dari Omicron.

Negara itu telah melaporkan hanya sekitar selusin kasus penyebaran komunitas dari varian baru dan total 231 infeksi Omicron, termasuk kedatangan di luar negeri, menurut kementerian kesehatan.

Sebelumnya, ribuan penerbangan telah dibatalkan di seluruh dunia selama akhir pekan Natal karena penyebaran Omicron.

Secara global, ribuan penerbangan yang dibatalkan pada momentum Natal.

Baca Juga: Berikut Waktu Penggunaan Masker yang Tepat bagi Siapapun, Simak Penjelasannya

Padahal, momentum Natal biasanya merupakan hari terberat bagi dunia penerbangan.

Varian virus corona Omicron telah menyebar ke berbagai penjuru dunia.

Hal itu meningkatkan kekhawatiran terkait lonjakan kasus secara global. Meski begitu, belum jelas apakah varian itu lebih berbahaya dari sebelumnya.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x