PR TASIKMALAYA – Aktivis kesetaraan mengomentari pidato Pangeran Charles saat hadir dalam pelantikan kepala negara baru negara itu.
Dalam pidatornya, Pangeran Charles menyinggung soal kekejaman pada masa perbudakan yang disebut akan selamanya menodai sejarah.
Menurut aktivis, pidato Pangeran Charles di Barbados itu termasuk berani, bercejarah, dan menjadi awal dari percakapan dewasa yang akan dilakukan raja masa depan tersebut.
Pangeran Charles berpidato di Barbados dengan menyampaikan kata-kata ibunya, Ratu Elizabeth, saat digantikan oleh pemimpin terpilih.
Dalam pidato itu ia tidak keberatan untuk merenungkan apa yang disebutnya sebagai hari-hari tergelap di masa lalu dan menatap masa depan yang cerah bagi orang Barbados.
Perbudakan adalah subjek yang rumit bagi keluarga kerajaan, dengan seruan kepada Ratu Elizabeth untuk meminta maaf.
Selain itu, seruan juga dilontarkan agar Inggris melakukan reparasi atas kekayaan besar yang diperoleh negara itu melalui perdagangan budak yang tidak manusiawi.
Raja-raja Inggris berturut-turut mendukung atau menghasilkan uang dari perbudakan, selama abad ke-17 dan ke-18.