Baca Juga: Syakir Daulay ke Ameer Azzikra: Sahabat Sampai Mati Udah Ditepatin, Tinggal se-Surga
Lord Woolley, pendiri dan direktur Operation Black Vote yang menghadiri upacara tersebut, mengatakan pidato itu adalah pernyataan yang sangat berani.
"Pangeran Charles berada di sini, mengatakan 'kami memiliki masa lalu yang sangat kelam, tetapi Barbados memiliki masa depan yang sangat cerah' adalah awal dari percakapan dewasa yang dipimpin oleh calon raja. Sangat berani,” tuturnya.
“Ini memungkinkan kami untuk mengakui, pada tingkat yang paling tinggi, masa lalu yang kelam dan tragis dari mana bangsa ini lahir. Tapi, kemarin menandai kelahiran kembali sebuah negara baru,” tambahnya, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari The Guardian.
Subjek perbudakan tidak hanya rumit untuk keluarga kerajaan, menurutnya, tetaoi juga rumit untuk Inggris sebagai negara.
"Saya mendengar orang Barbados berkata: 'Anda mendengar orang kulit putih ini, Anda mendengar calon raja ini, mengatakan beberapa kebenaran?" ungkap Woolley.
Woolley menyebut bahwa meskipun beberapa orang di Inggris mungkin tidak menyukai kata-kata Pangeran Charles, bagi orang berkulit hitam dan banyak lainnya itu adalah yang benar untuk dikatakan pada waktu yang tepat.
Dr Halima Begum, CEO Runnymede Trust, mengatakan bahwa bagi Pangeran Charles untuk berbicara terus terang tentang perbudakan adalah momen bersejarah.
Ia juga yakin bahwa keputusan berbicara soal perbudakan itu berasal dari Ratu Elizabeth.