PR TASIKMALAYA – Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, telah mengecam orang-orang yang menyebabkan kekerasan selama 3 malam berturut-turut dalam protes anti-lockdown.
Menurut Perdana Menteri Belanda, kekerasan dalam protes anti-lockdown itu dilakukan oleh ‘orang-orang bodoh’.
Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari The Guardian, Perdana Menteri Belanda menyebut bahwa tindakan orang-orang yang turun di jalanan tidak ada hubungannya dengan demonstrasi.
Alih-alih demonstrasi, Perdana Menteri Belanda berpendapat bahwa orang-orang tersebut hanya murni ingin melakukan kekerasan yang ditujukan pada polisi, petugas pemadam kebakaran dan pengemudi ambulans.
Baca Juga: Jadwal dan Lokasi SIM Keliling di Jakarta Selasa 23 November 2021, Diadakan di 4 Wialayah Ibu Kota
Setidaknya 130 orang telah ditangkap, empat terluka dan beberapa petugas polisi terluka sejak kekerasan dimulai di kota pelabuhan Rotterdam.
Rutte menegaskan bahwa dia akan selalu memperjuangkan hak untuk berdemonstrasi, sebagai bagian dari demokrasi dan supremasi hukum Belanda.
“Tetapi apa yang tidak akan pernah saya terima adalah bahwa orang-orang bodoh menggunakan kekerasan belaka terhadap orang-orang yang bekerja untuk Anda, untuk menjaga keamanan negara ini dengan kedok: 'Kami tidak puas’,” tandas Rutte.
Baca Juga: 3 Zodiak yang Tidak Menyukai Perubahan, Salah Satunya Cancer