Putra Mantan Presiden Libya Muammar Gaddafi Calonkan Diri Sebagai Presiden

- 15 November 2021, 13:00 WIB
Dilaporkan jika putra mantan tokoh revolusioner Libya yang bernama Saif al Islam al Gaddafi mencalonkan dirinya sebagai presiden.
Dilaporkan jika putra mantan tokoh revolusioner Libya yang bernama Saif al Islam al Gaddafi mencalonkan dirinya sebagai presiden. /Pixabay/WikiImages

Terlepas dari dukungan publik dari sebagian besar faksi Libya dan kekuatan asing untuk pemilihan pada 24 Desember, pemungutan suara tetap diragukan karena entitas saingan bertengkar tentang aturan dan jadwal.

Sebuah konferensi besar di Paris pada hari Jumat sepakat untuk memberikan sanksi kepada siapa pun yang mengganggu atau mencegah pemungutan suara, tetapi dengan waktu kurang dari enam minggu, masih belum ada kesepakatan tentang aturan untuk mengatur siapa yang harus dapat mencalonkan diri.

Baca Juga: Dibuat Bingung Reporter Arab, Ridwan Kamil: yang Penting Wassalamualaikum

Sementara Saif Al-Islam kemungkinan akan memainkan nostalgia untuk era sebelum pemberontakan yang didukung NATO 2011 yang menyapu ayahnya dari kekuasaan dan mengantarkan satu dekade kekacauan dan kekerasan, para analis mengatakan dia mungkin tidak akan terpilih menjadi pemimpin Libya.

Era Gaddafi masih dikenang oleh banyak orang Libya sebagai salah satu otokrasi yang keras, sementara Saif al Islam al Gaddafi dan tokoh-tokoh rezim sebelumnya telah keluar dari kekuasaan begitu lama sehingga mereka mungkin merasa sulit untuk memobilisasi dukungan sebanyak saingan utama.

Muammar al-Gaddafi ditangkap di luar kampung halamannya di Sirte oleh pejuang oposisi pada Oktober 2011 dan akhirnya ditembak.

Baca Juga: Lihat Unggahan Foto Pernikahan Ricis Ryan, Zikri Daulay Curhat: Ya Allah Pengen Lagi

Saif al Islam al Gaddafi ditangkap beberapa hari kemudian oleh para pejuang dari wilayah pegunungan Zintan saat ia mencoba melarikan diri dari Libya ke Niger.

Selain itu, Saif al Islam al Gaddafi meneruskan pendidikannya di London School of Economics dan fasih berbahasa Inggris.

Akan tetapi ketika pemberontakan pecah pada tahun 2011 melawan pemerintahan panjang Muammar Gaddafi, Saif al Islam al Gaddafi segera memilih kesetiaan keluarga dan klan atas banyak persahabatannya di Barat.

Halaman:

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: NDTV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x