Dalai Lama Kritik Para Pemimpin Tiongkok, Sebut Berpikiran Sempit dan Tidak Paham Keragaman Budaya

- 11 November 2021, 10:23 WIB
Dalai Lama melontarkan kritiknya untuk para pemimpin Tiongkok, menyebut mereka berpikiran sempit serta tidak menghargai keragaman budaya.
Dalai Lama melontarkan kritiknya untuk para pemimpin Tiongkok, menyebut mereka berpikiran sempit serta tidak menghargai keragaman budaya. /Johan Nilsson via REUTERS

PR TASIKMALAYA – Pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama, angkat bicara untuk mengkritik para pemimpin Tiongkok.

Dalai Lama mengatakan bahwa para pemimpin Tiongkok tidak memahami keragaman budaya yang berbeda.

Menurut Dalai Lama, saat para pemimpin Tiongkok itu tidak paham keragaman budaya, mereka terus menegaskan dukungan terhadap cita-cita Komunis dan Marxis.

Baca Juga: Raffi Ahmad Sebut Ingin Jalan-jalan saat Tahun Baru, Nagita Slavina: Udah Enggak Betah di Rumah

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Al Jazeera, Dalai Lama mengutarakan hal itu pada konferensi pers online di Tokyo.

Pemimpin spiritual Tibet berusia 86 tahun tersebut mengatakan bahwa para pemimpin Komunis Tiongkok yang berpikiran sempit tidak menghargai budaya unik di Tibet dan Xinjiang.

Masalahnya, menurut Dalai Lama, berasal dari terlalu banyak kontrol oleh orang Han, yakni kelompok etnis terbesar di Tiongkok.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Satu Gambar Gaun dan Lihat Fakta di Baliknya, Salah Satunya Bersifat Sensitif

“Saya mengenal para pemimpin Partai Komunis sejak Mao Zedong. Ide-ide mereka (adalah) bagus. Tapi terkadang mereka melakukan kontrol yang sangat ekstrim dan ketat,” katanya.

Muslim Uighur di wilayah Xinjiang barat Tiongkok telah menghadapi peningkatan penindasan pemerintah.

Bahkan baru-baru ini Museum Peringatan Holocaust Amerika Serikat mengungkapkan keprihatinan serius bahwa pemerintah Tiongkok mungkin melakukan genosida terhadap warga Uighur.

Baca Juga: Atta Halilintar Turuti Permintaan Keluarga Savas Fresh usai Bayi Aurel Hermansyah Didoakan Jelek: Sepakat…

Terlepas dari kritik tersebut, Dalai Lama mengutarakan bahwa dia tidak menentang saudara dan saudari Tiongkok sebagai sesama manusia.

Menurutnya, dia juga secara luas mendukung ide-ide di balik Komunisme dan Marxisme.

Beijing telah memerintah wilayah barat itu sejak 1951, setelah Tentara Pembebasan Rakyatnya berbaris dan mengambil kendali dalam apa yang disebut pembebasan damai.

Baca Juga: Cara Menggunakan Chatbot WhatsApp PeduliLindungi dari Kemenkes

Tibet sejak itu menjadi salah satu daerah yang paling dibatasi dan sensitif di negara itu.

Dalai Lama juga memuji Taiwan, yang dilihat oleh pemerintah Tiongkok sebagai provinsi yang memisahkan diri namun pada akhirnya akan menjadi bagian dari negara itu lagi.

Ia mengatakan pulau itu adalah gudang sejati budaya dan tradisi kuno Tiongkok, karena di Tiongkok daratan sekarang terlalu dipolitisasi.

Baca Juga: Test Kepribadian: Gambar Apa yang Kamu Lihat Pertama Kali? Jawabannya Menggambarkan Dirimu Saat Ini

Beijing menganggap Dalai Lama, yang melarikan diri ke India pada tahun 1959 setelah pemberontakan yang gagal melawan pemerintahan Tiongkok, sebagai separatis yang berbahaya.

Dia telah bekerja selama beberapa dekade untuk menarik dukungan global untuk otonomi linguistik dan budaya di tanah airnya yang terpencil dan bergunung-gunung.

Dalai Lama mengatakan dia tidak punya rencana untuk bertemu dengan pemimpin Tiongkok, Xi Jinping, tetapi ingin berkunjung lagi untuk melihat teman-teman lama.

Baca Juga: Baru Terungkap, Ternyata Vanessa Angel Buat Asuransi Atas Nama Ayahnya, Doddy Sudrajat: Saya Enggak Nyangka

“Saya lebih suka tinggal di sini di India, dengan damai,” katanya.

Ia memujinya sebagai pusat kerukunan beragama meskipun meningkatnya serangan terhadap Muslim dalam beberapa tahun terakhir oleh kelompok sayap kanan Hindu.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah