Erdogan Menarik Kembali Ancamannya untuk Mangusir 10 Duta Besar Negara-Negara Barat!

- 26 Oktober 2021, 17:25 WIB
Erdogan, Presiden Turki menarik kembali ancaman yang sempat dia layangkan yang akan mengusir 10 Duta Besar Negara Barat.
Erdogan, Presiden Turki menarik kembali ancaman yang sempat dia layangkan yang akan mengusir 10 Duta Besar Negara Barat. /REUTERS/Eduardo Munoz.

PR TASIKMALAYA - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menarik kembali ancamannya untuk mengusir 10 Duta Besar Negara Barat atas pernyataan bersama dukungan mereka untuk seorang pemimpin masyarakat sipil yang dipenjara.

Erdogan berbicara setelah Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara terkait lainnya mengeluarkan pernyataan identik, yang mengatakan bahwa mereka menghormati konvensi PBB.

Konvensi PBB mengharuskan para diplomat untuk tidak ikut campur dalam urusan negara tuan rumah Turki, yang dipimpin oleh Erdogan. 

Baca Juga: Beri Jessica Iskandar Sebuah Hadiah Pernikahan, Raffi Ahmad: Rp50 Juta Cukup?

Turki dan Barat telah menarik diri dari apa yang telah menjadi ancaman krisis diplomatik paling serius selama 19 tahun masa pemerintahan Erdogan, dikutip Pikiran-Rakyat-Tasikmalaya.com dari Channel News Asia. 

“Mereka telah mengambil langkah mundur dari fitnah terhadap negara kita, mereka akan lebih berhati-hati sekarang,” kata Erdogan. 

Kebuntuan dimulai dengan seruan bersama pekan lalu oleh kedutaan besar AS, Jerman, Kanada, Denmark, Finlandia, Perancis, Belanda, Selandia Baru, Norwegia dan Swedia.

Baca Juga: Salah Satunya Brokoli, 4 Makanan Ini Aman Dikonsumsi Penderita Diabetes

Mereka meminta agar Turki segera menyelesaikan kasus hukumnya terhadap dermawan Osman Kavala yang dipenjara.

Pemimpin masyarakat sipil dan pengusaha berusia 64 tahun itu telah dipenjara tanpa hukuman selama empat tahun.

Para pendukung memandang Kavala sebagai simbol yang tidak bersalah, dari tumbuhnya intoleransi terhadap perbedaan politik yang dikembangkan Erdogan setelah selamat dari kudeta militer yang gagal pada 2016.

Baca Juga: 2 Alasan Utama Pangeran Harry Mundur dari Kerajaan Inggris, Salah Satunya Rasa Malu!

Namun, Erdogan menuduh Kavala mendanai gelombang protes anti-pemerintah tahun 2013 dan kemudian memainkan peran dalam upaya kudeta.

Erdogan berbicara tentang tugasnya sebagai kepala negara.

Ia memberikan tanggapan yang diperlukan terhadap pelanggaran asing hak kedaulatan Turki.

Baca Juga: Demi Cegah Potensi Pandemi di Masa Depan, Ilmuwan Dunia Kembangkan Vaksin untuk Semua Jenis Virus Corona

“Pengadilan Turki tidak menerima perintah dari siapapun dan tidak di bawah komando siapapun,” kata Erdogan.

Ia mengatakan bahwa niat dari Turki bukan untuk menciptakan sebuah krisis. 

“Tetapi untuk melindungi hak, hukum, kehormatan kepentingan dan hak kedaulatan kami,” tambah Erdogan.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah