Tiongkok Nyatakan Diri Menang Atas 'Perang Dingin' Melawan Amerika Serikat

- 11 September 2021, 18:14 WIB
Tiongkok menyatakan diri menang atas ‘perang dingin’ melawan Amerika Serikat usai Presiden Joe Biden duluan menghubungi Presiden Xi Jinping.
Tiongkok menyatakan diri menang atas ‘perang dingin’ melawan Amerika Serikat usai Presiden Joe Biden duluan menghubungi Presiden Xi Jinping. /Reuters/Lintao Zhang

PR TASIKMALAYA – Pemerintah pusat Tiongkok di Beijing baru-baru ini mengklaim kemenangan mereka atas 'perang dingin' melawan Amerika Serikat (AS).

Kemenangan itu diklaim Tiongkok usai Presiden AS Joe Biden tiba-tiba saja menghubungi Presiden Xi Jinping.

Telepon dari Presiden Joe Biden tentunya tidak diduga Presiden Xi Jinping sebab 'perang dingin' di antara Tiongkok dan Amerika Serikat sudah terjadi selama tujuh bulan terakhir.

Baca Juga: Joe Biden Kembali Tegaskan Komitmen Soal Evakuasi Warga dari Afghanistan: Perjalanan Masih Panjang

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman Express, panggilan telepon Presiden Joe Biden yang mengakhiri 'perang dingin' AS – Tiongkok ini merupakan kali kedua.

Pertama kali Joe Biden berbicara dengan Presiden Xi Jinping adalah saat dirinya resmi diangkat sebagai presiden Amerika Serikat ke-46.

Sementara itu, berdasarkan sumber dari pihak Partai Komunis China (PKC) yang diterima Express, Presiden Xi Jinping sangat bersemangat sewaktu akhirnya Presiden AS mau menghubunginya lebih dulu.

Baca Juga: Joe Biden Sebut Tiongkok Menahan Informasi Penting tentang Asal Usul Covid-19

Dalam surat kabar Tiongkok yang khusus menyuarakan suara PKC, The Global Times, pemerintah pusat AS di Washington disebut memohon kepada Negeri Tirai Bambu agar mau bekerja sama guna menyudahi pandemi Covid-19.

Selain itu Presiden Joe Biden juga dilaporkan menelepon untuk meminta bantuan Tiongkok atas permasalahan iklim, kondisi Afghanistan, serta memperbaiki perekonomian paska pandemi Covid-19.

“Pemerintahan di bawah Joe Biden sedang menghadapi tekanan yang sangat besar dari dalam negeri karena terlalu banyaknya krisis bermunculan,” tulis The Global Times.

Baca Juga: Tepati Janjinya, Joe Biden Selesaikan Penarikan Pasukan AS dari Afghanistan Hari ini!

Meski The Global Times terkesan sangat ingin menyombongkan Tiongkok, di sisi lain surat kabar itu juga menyampaikan keinginan Negeri Tirai Bambu untuk memperbaiki hubungan dengan Amerika Serikat.

Tiongkok ingin hubungan mereka dengan AS bisa baik-baik saja sama seperti ketika Donald Trump masih menjabat jadi presiden dulu.

Di dalam artikel yang sama, The Global Times menuliskan bahwa kerja sama yang kuat di antara Beijing dengan Gedung Putih bakalan memperbaiki hubungan yang sebelumnya pernah dijalin Tiongkok dengan Donald Trump.

Baca Juga: Perang 20 Tahun AS-Taliban Resmi Berakhir, Joe Biden Puji Keberhasilan Evakuasi oleh Pasukan AS

Sewaktu Donald Trump masih memimpin Amerika, Beijing berhasil menetapkan bea cukai untuk barang-barang Amerika.

Di sisi lain, Washington di bawah Donald Trump memperkenalkan retribusi atas baja Tiongkok.

Intinya, Tiongkok merasa sama-sama untung saat Amerika masih dipimpin Donald Trump.

Baca Juga: Survei Terbaru Tunjukkan Donald Trump Unggul Tipis dari Joe Biden Jika Keduanya Kembali Bersaing dalam Pilpres

Sebaliknya, meski Tiongkok menilai Washington jadi lebih bisa diajak bernegosiasi di bawah presiden yang baru, tetapi Joe Biden disinyalir lebih memprioritaskan Amerika dalam setiap urusan luar negeri yang dibahasnya.

Hal ini terlihat jelas dari bagaimana Presiden Joe Biden bersikeras menarik tentara Amerika secara tiba-tiba dari Afghanistan.

Meski penarikan ini harus dibayar mahal lewat makin menurunnya angka pendukung untuk Presiden Joe Biden.

Baca Juga: Terus Perangi Penyebaran Covid-19 Akibat Varian Delta di AS, Joe Biden Lakukan Strategi Berikut!

Sementara itu, berbeda dari pernyataan Tiongkok yang mantap menyatakan diri menang atas 'perang dingin' melawan AS, Gedung Putih mengeluarkan pernyataan yang lebih bersifat netral.

Dari percakapan telepon berdurasi 90 menit antara Presiden Joe Biden dan Presiden Xi Jinping, isu yang berhasil dibahas di antaranya kesamaan serta perbedaan antara Amerika Serikat dengan Tiongkok.

“Kedua pemimpin sepakat untuk menangani kesamaan dan perbedaan yang ada dengan cara terbuka dan langsung,” jelas juru bicara Ruang Oval.

Baca Juga: Jengah dengan Warga AS yang Tak Mau Divaksin Covid-19, Joe Biden Ambil Langkah Tegas dan Agresif!

Lebih jauh, Ruang Oval menegaskan bahwa Presiden Joe Biden mau menghubungi Presiden Xi Jinping karena merasa bertanggung jawab atas kompetisi yang terjadi di antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

“Presiden Joe Biden mempertegas pandangan Amerika Serikat soal perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan wilayah Indo-Pasifik beserta dunia," jelas Ruang Oval.

"Kedua pemimpin sepakat berdiskusi dengan kesadaran penuh terhadap negara masing-masing agar kompetisi yang ada tidak menimbulkan konflik,” pungkasnya.***

Editor: Arman Muharam

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah