Baca Juga: Buktikan Netizen ‘Salah’, Aty Kodong Bagikan Potret Inul Daratista Minta Maaf
Laporan oleh komunitas intelijen AS belum menghasilkan jawaban pasti yang diinginkan pihak AS.
"Melanjutkan upaya seperti itu juga akan sia-sia, karena subjeknya sama sekali tidak ada dan anti-sains", tutur Ma Zhaoxu.
Lebih lanjut, ia mengatakan pernyataan kurangnya transparansi di pihak Tiongkok hanyalah alasan untuk kampanye politisasi dan stigmatisasi AS.
Baca Juga: Melbourne Australia Kembali Perpanjang Lockdown Akibat Kasus Varian Delta yang Masih Cukup Tinggi
Ia mengungkapkan, sejak merebaknya Covid-19, Tiongkok telah mengambil sikap terbuka, transparan, dan bertanggung jawab, dan mencatat pelepasan sekuensing genom virus selain otoritas Wuhan merilis kasus dugaan pertama pada 27 Desember 2019.
Ma Zhaoxu mengatakan bahwa AS mengabaikan sains dan fakta, dan malah terobsesi dengan manipulasi politik dan penelusuran asal-usul oleh komunitas intelijen.
"Tanpa memberikan bukti apa pun, AS telah mengarang satu demi satu cerita untuk mencemarkan nama baik dan menuduh Tiongkok. Tujuannya adalah menggunakan penelusuran asal untuk mengalihkan kesalahan ke Tiongkok dan menyebarkan virus politik," ungkapnya.
"Penyebaran komunitas intelijen dalam penelusuran asal itu sendiri merupakan bukti kuat dari politisasi masalah ini," pungkasnya.***