Baku Tembak di Kalimantan, Tersangka Pejuang Kelompok Abu Sayyaf Berhasil Ditembak Mati Polisi Malaysia

- 19 Mei 2021, 10:03 WIB
Ilustrasi Penembakan Kelompok Abu Sayyaf oleh Polisi Malaysia.
Ilustrasi Penembakan Kelompok Abu Sayyaf oleh Polisi Malaysia. //tprzem/Pixabay/
PR TASIKMALAYA - Polisi di Malaysia telah menembak mati lima tersangka anggota kelompok bersenjata Filipina, Abu Sayyaf.
 
Seorang Pejabat mengungkapkan, penembakan tersebut terjadi dalam baku tembak di bagian Malaysia di pulau Kalimantan.
 
Hazani Ghazali, komisaris polisi negara bagian Sabah Malaysia, mengumumkan kematian tersebut dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa 18 Mei 2021.
 
 
Dia mengatakan serangan itu terjadi pada hari Senin 17 Mei 2021 ketika orang-orang bersenjatakan senjata dan parang menyerang polisi Malaysia.
 
 
Penyerangan terhadap Polisi Malaysia tersebut dilakukan selama penggerebekan di kota Beaufort di negara bagian Sabah di Kalimantan.
 
Kelima orang yang terbunuh adalah orang Filipina dan termasuk seorang pria yang diidentifikasi sebagai Mabar Binda - sub-komandan Abu Sayyaf yang termasuk dalam daftar paling dicari pemerintah Filipina.
 
"Dengan kematian lima orang ini, kami yakin bahwa kami telah melumpuhkan sel lain Abu Sayyaf yang bersembunyi di Sabah," kata Ghazali dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Al Jazeera.
 
 
Kelompok Abu Sayyaf, yang anggotanya berjanji setia kepada ISIL (ISIS) pada tahun 2014.
 
Kelompok tersebut memiliki berbasis di Filipina selatan dan terkenal karena pemboman, pemenggalan kepala, pemerasan, dan aktivitas penculikan untuk tebusan.
 
Pihak berwenang di Malaysia telah meningkatkan upaya untuk menindak aktivitas kelompok bersenjata.
 
 
Hal tersebut dilakukan setelah serangan yang terkait dengan ISIS di ibu kota Kuala Lumpur pada tahun 2016.
 
Ghazali mengatakan polisi Malaysia telah menahan 83 orang di Sabah antara tahun 2014 dan 2020 karena diduga terkait dengan ISIS.
 
Sabah telah lama bergulat dengan ancaman penculik bersenjata, termasuk mereka yang berasal dari Abu Sayyaf.
 
 
Ancaman tersebut memanfaatkan kedekatan dan perbatasan laut yang keropos antara Filipina selatan dan negara bagian Malaysia.
 
Pada bulan Maret, militer Filipina mengatakan pasukannya membunuh seorang pemimpin Abu Sayyaf dan menyelamatkan empat sandera Indonesia yang diculik dari Sabah.
 
Kelompok Abu Sayyaf telah telah menahan para sandera selama lebih dari setahun.***

Editor: Aliyah Bajrie

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x