Akibat Covid-19, Muhyiddin Yassin Umumkan Malaysia Akan Lockdown Selama Satu Bulan

- 11 Mei 2021, 12:20 WIB
Ilustrasi Covid-19 - Muhyiddin Yassin umumkan seluruh Malaysia akan lakukan lockdown hampir selama sekitar satu bulan untuk berantas Covid-19.*
Ilustrasi Covid-19 - Muhyiddin Yassin umumkan seluruh Malaysia akan lakukan lockdown hampir selama sekitar satu bulan untuk berantas Covid-19.* //Pixabay

PR TASIKMALAYA - Seluruh Malaysia akan lakukan lockdown hampir selama sekitar satu bulan untuk berantas Covid-19.

Meski lockdown karena Covid-19, tetapi bisnis akan diizinkan untuk terus beroperasi di Malaysia dengan kapasitas yang berkurang.

Perdana Menteri Muhyiddin Yassin, mengumumkan soal lockdown Malaysia karena Covid-19 masih belum teratasi. 

Baca Juga: TXT Hadapi Tuduhan Plagiat Usai Rilis Concept Trailer ‘The Chaos Chapter: FREEZE’, Burberry Buka Bicara  

Tindakan lockdown, mulai Rabu hingga 7 Juni, mengejutkan negara karena pembatasan pergerakan sudah diberlakukan di banyak bagian negara, termasuk Kuala Lumpur dan negara bagian terkaya Selangor.

Muhyiddin Yassin mengatakan tindakan drastis diperlukan untuk memerangi wabah agresif baru sebelum berubah menjadi bencana nasional.

Dia mengatakan munculnya varian virus baru dengan tingkat infeksi yang lebih tinggi, kendala pada sistem kesehatan masyarakat dan kegagalan masyarakat untuk mengamati tindakan kesehatan mengkhawatirkan.

Baca Juga: Akui Pernah Ribut Besar dengan Irish Bella di Awal Pernikahan, Ammar Zoni: Ini Belum Pernah Diceritain

Kasus Covid-19 baru telah melebihi 3.500 sehari dalam beberapa pekan terakhir.

Mendorong penghitungan total Malaysia naik tiga kali lipat sejak Januari menjadi lebih dari 444.000. Kematian juga melonjak menjadi 1.700.

Muhyiddin Yassin mengatakan semua perjalanan antar distrik, olahraga dan acara sosial akan dilarang.

Baca Juga: Dimas Beck Sebut Luna Maya Perempuan yang Penting di Hidupnya, Warganet: Kita Kawal Sampai Nikah!

Dia mengatakan umat Islam tidak dapat mengunjungi satu sama lain atau mengunjungi kuburan keluarga seperti yang biasa dilakukan selama festival Idul Fitri mulai Kamis untuk menandai akhir bulan puasa umat Islam.

Semua institusi pendidikan akan ditutup, kecuali taman kanak-kanak dan pusat penitipan anak.

Layanan makan di dalam tidak diperbolehkan di restoran, dan tidak lebih dari tiga orang yang diperbolehkan naik kendaraan pribadi. Lembaga keagamaan bisa dibuka dengan jumlah terbatas.

Tidak seperti penguncian nasional pertama negara itu tahun lalu yang menghentikan sebagian besar kegiatan ekonomi, Muhyiddin mengatakan semua bisnis dapat beroperasi tetapi dengan kapasitas yang berkurang.

Baca Juga: Tanggapi Pendukung Tengku Zulkarnain yang Sebut Wafat Karena Dibunuh, Ferdinand Hutahaean: Keji Kalian!

Tindakan lockdown tahun lalu memberikan pukulan telak bagi ekonomi Malaysia dan pemerintah sebelumnya mengatakan hanya akan memberlakukan langkah-langkah yang ditargetkan untuk menangani pandemi.

“Saya ingin mengingatkan semua bahwa (wabah) yang kita hadapi saat ini lebih agresif dan kritis. Kami belum menang. Insya Allah virus ini akan kami kalahkan,” kata Muhyiddin Yassin.

Penguncian dilakukan di tengah kritik publik terhadap tindakan pemerintah yang sembarangan dan tidak konsisten untuk menangani pandemi.

Keluhan utama melibatkan mengizinkan bazar Ramadhan terbuka yang menjual makanan dan minuman beroperasi, dengan gambar di media sosial menunjukkan kerumunan berdesak-desakan satu sama lain.

Baca Juga: Numa 'Kepo', Mona Ratuliu pada Sang Anak: Tuh Kan Pusing!

Itu juga terjadi di tengah seruan baru oleh para kritikus Muhyiddin Yassin untuk mengakhiri keadaan darurat virus korona yang diberlakukan pemerintah pada Januari yang hanya melibatkan penangguhan Parlemen.

Keadaan darurat secara luas dilihat sebagai langkah politik oleh pemimpin yang diperangi, yang kepemimpinannya ditantang oleh oposisi dan sekutunya.

Pemerintah pada bulan Mei meningkatkan program vaksinasi nasional setelah dikritik bahwa program itu terlalu lambat.

Kurang dari 1% dari 33 juta orang Malaysia telah divaksinasi. Pejabat pemerintah mengatakan penundaan itu karena pasokan vaksin yang tidak mencukupi tetapi lebih banyak pengiriman dijadwalkan selama beberapa bulan ke depan.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Japan Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x