Associated Press melaporkan bahwa ratusan anggota parlemen Myanmar tetap terkurung di dalam perumahan dinas mereka di ibu kota.
Salah satu anggota parlemen, yang tidak disebutkan namanya, mengatakan kepada kantor berita bahwa ia dan 400 anggota parlemen lainnya dapat saling berkomunikasi.
Baca Juga: Demokrat Disebut Baper, Wasekjen: Tutup Mulut dan Diam! Anda Tidak Tahu Apa-Apa!
Meski begitu, mereka tidak diizinkan untuk meninggalkan kompleks di Naypyitaw dan berada di bawah penjagaan ketat Polisi dan tentara.
Hal ini pun telah memicu kemararahan masyarakat.
“Militer telah memerintah kami selama lima dekade," kata seorang guru bernama Khin.
"Butuh begitu banyak upaya bagi kami untuk mendapatkan demokrasi, dan itu hilang begitu saja, dalam semalam," lanjutnya.
"Kami tidak lagi mengharapkan sesuatu yang baik dari negara ini," ujarnya.
“Mereka tidak memiliki sedikit pun empati. Mereka bersedia membunuh warga sipil untuk keuntungan mereka sendiri," imbuh Khin.