Brasil Nilai Otoritas Kesehatan Tiongkok Tak Transparan soal Vaksin Covid-19

- 15 Desember 2020, 19:38 WIB
Ilustrasi Brasil.
Ilustrasi Brasil. /Pixabay / Geralt

PR TASIKMALAYA - Otoritas Kesehatan Tiongkok dinilai tidak transparan soal vaksin Covid-19 untuk penggunaan darurat.

Hal itu disampaikan oleh Regulator kesehatan Brasil, Anvisa, menyusul ketegangan politik di negara tersebut, pada Senin 14 Desember 2020.

Presiden Brasil Jair Bolsonaro, telah berulang kali meragukan vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan oleh Sinovac Biotech Ltd, Tiongkok.

Baca Juga: ILC Sampaikan Perpisahan, Warganet: Harapan Terakhir untuk Suarakan Kebenaran

Sementara itu, Gubernur Sao Paulo Joao Doria, musuh Bolsonaro, mengatakan negara bagian itu diperkirakan akan mulai memvaksinasi warganya pada Januari 2021.

Meskipun negara bagian terpadat di Brasil tidak akan dapat menggunakan CoronaVac sampai disetujui oleh Anvisa.

“Brasil adalah pemimpin internasional dalam proses evaluasi untuk vaksin corona,” ujar Anvisa. dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters pada Selasa, 15 Desember 2020.

Baca Juga: Rumah Sakit Swasta Mulai Buka Pendaftaran Vaksinasi Covi-19, Berikut Daftarnya!

Anvisa juga mengatakan bahwa Tiongkok tidak transparan terkait dengan izin penggunaan darurat vaksin Covid-19.

“Vaksin tersebut telah mendapat izin penggunaan darurat di Tiongkok sejak Juni tahun ini. Kriteria Tiongkok untuk memberikan otorisasi penggunaan darurat tidak transparan.

“Dan tidak ada informasi yang tersedia tentang kriteria yang saat ini digunakan oleh otoritas Tiongkok untuk membuat keputusan ini (penggunaan darurat),” lanjutnya.

Baca Juga: Beri Ultimatum Jajaran Kemenkes, Terawan: Jangan Coba-coba untuk Korupsi!

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin mengatakan, pihaknya mengklaim telah menganggap "sangat penting" untuk keamanan dan kemanjuran vaksinnya.

Sementara itu, regulator kesehatan Brasil telah lama bersikap apolitis, Bolsonaro telah menunjuk sekutu untuk itu dalam beberapa bulan terakhir.

Dimana hal itu memicu kekhawatiran di kalangan profesional kesehatan bahwa keputusannya mungkin dipengaruhi oleh pertimbangan politik.

Baca Juga: Malam Ini Episode Terakhir ILC, Karni Ilyas: Mohon Maaf Terlambat Mengumumkan

Setidaknya, puluhan ribu orang telah menggunakan vaksin Sinovac dalam program penggunaan darurat Tiongkok, yang secara resmi diluncurkan pada Juli 2020.

Program tersebut menargetkan kelompok terbatas orang-orang berisiko tinggi.

Tiongkok belum membuat perincian publik tentang bagaimana menentukan apakah vaksin virus corona baru memenuhi syarat untuk penggunaan darurat.

Baca Juga: Ajukan Praperadilan, Kuasa Hukum HRS: Banyak yang Tak Sesuai KUHAP

Dalam hal ini, Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok tidak menanggapi permintaan komentar.

Seorang perwakilan Sinovac menolak berkomentar, tetapi merujuk pada konferensi pers pada Oktober 2020.

Di mana seorang pejabat kesehatan mengatakan, inokulasi darurat diluncurkan setelah tinjauan ketat dan sesuai dengan hukum Tiongkok dan aturan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga: Berhasil Turunkan Angka Kasus Covid-19, Polda Metro Apresiasi Kampung Tangguh Jaya

Selain itu, menurutnya, vaksin itu menunjukkan "pembacaan keamanan dan imunogenisitas yang sangat baik dalam uji klinis Fase 1 dan Fase 2".

Saat ini, vaksin corona sedang menjalani uji klinis Tahap 3 di Sao Paulo. Doria mengatakan bahwa data kemanjuran akan dirilis pada 23 Desember 2020.

Delapan hari lebih lambat dari yang direncanakan, untuk memungkinkan ukuran sampel yang lebih besar dan analisis yang lebih lengkap.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x