Puisi Erdogan Dinilai Ganggu Stabilitas Perdamaian, Turki Tegaskan soal Solidaritas

- 13 Desember 2020, 13:07 WIB
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menjadi sorotan soal puisi yang dibacakannya di Azerbaijan karena dapat memicu separatisme.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menjadi sorotan soal puisi yang dibacakannya di Azerbaijan karena dapat memicu separatisme. /Washington Times

PR TASIKMALAYA - Ankara mengutuk sikap agresif Iran terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Turki atas pembacaan puisi selama upacara di Azerbaijan.

Berdasarkan sebuah pernyataan yang dirilis oleh Direktur Komunikasi Fahrettin Altun, pihaknya menekankan bahwa makna puisi tersebut telah disingkirkan dari konteks.

"Ada upaya terus-menerus untuk memicu ketegangan artifisial atas puisi yang dibacakan Presiden pada parade kemenangan di Baku, yang diadakan untuk menandai pembebasan tanah Azerbaijan dari pendudukan Armenia," ujar Fahrettin dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Daily Sabah.

Baca Juga: Tulang Punggung Hancur, Deddy Corbuzier: Dokter Kaget, kok Saya Masih Bisa Berdiri?

Pembagian peta Iran selama kekaisaran Safawi (1501-1722) oleh Menteri Informasi Iran Mohammad-Javad Azari Jahromi semakin meningkatkan kampanye anti-Turki.

Fahrettin menyebut, hal itu menekankan bahwa langkah tersebut merugikan dalam upaya berkelanjutan untuk mempromosikan perdamaian di wilayah tersebut.

"Kami tidak mungkin mentolerir klaim semacam itu atas wilayah kedaulatan Turki atau negara lain," ujar Fahrettin menambahkan.

Baca Juga: Manchester United vs Manchester City: Scott McTominay Gagal Manfaatkan Peluang

Dalam pernyataan persnya, Fahrettin juga mengingatkan bahwa Turki berdiri dalam solidaritas dengan negara dan rakyat Iran, terlepas dari risiko harus menanggung tekanan internasional.

Serta menyerukan Iran untuk menggunakan sejarah bersama rakyat mereka untuk mempromosikan agenda positif daripada permusuhan.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Turki memanggil duta besar Iran, setelah Iran sebelumnya memanggil duta besar Turki untuk negara Iran karena puisi tersebut.

Baca Juga: Sempat Pimpin Salat Maghrib, Habib Rizieq Shihab Resmi Ditahan

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengklaim bahwa puisi yang dibacakan Erdogan menargetkan integritas teritorial Iran.

Sebelumnya, Erdogan menghadiri parade kemenangan di ibu kota Azerbaijan, Baku, untuk menandai keberhasilan militer negara itu baru-baru ini dalam membebaskan Nagorno-Karabakh dan wilayah sekitarnya dari hampir 30 tahun pendudukan Armenia.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Daily Sabah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x