Kapal Deteksi Covid-19 Dalam Pelayarannya, 1.700 Penumpang Terpaksa Harus Tertahan Dalam Kabin

- 9 Desember 2020, 16:20 WIB
Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. /fernandozhiminaicela/Pixabay

Beroprasi 

PR TASIKMALAYA - Hampir 1.700 penumpang dalam pelayaran ke Kerajaan Karibia dari Singapura terpaksa harus tertahan di dalam kabin kapal.

Hal itu dikarenakan adanya kasus Covid-19 ang terdeteksi di atas kapal dan memaksa kapal Quantum of the Seas itu kembali ke pelabuhan. 

Semua penumpang telah melakkan tes rappid massal yang wajib hingga tiga hari sebelum pelayaran dimulai pada Senin, 7 Desember 2020.

Baca Juga: Berikan Hak Suara, Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum Apresiasi Penerapan Prokes di Pilkada Tasikmalaya 

Penumpang yang terinfeksi, yakni seorang pria berusia 83 tahun yang melapor ke pusat medis di dalam pesawat mengeluhkan dirinya diare, dan orang lain di dalam pesawat diberitahu tentang infeksi tersebut pada Rabu pagi, 9 Desember 2020. 

Royal Caribbean dan STB mengatakan semua tamu dan awak kapal yang melakukan kontak dekat dengan tamu yang terinfeksi kemudian dinyatakan negatif untuk virus tersebut.

"Penumpang dan awak akan tetap di dalam kamar mereka sampai pelacakan kontak selesai," kata Annie Chang, direktur segmen kapal pesiar di STB. 

Mereka semua akan menjalani pengujian tes Covid-19 sebelum meninggalkan pelabuhan.

Baca Juga: Cak Nun Sarankan Jokowi dan HRS Dialog 4 Mata, Musni Umar: Saya Dukung Demi Kebaikan dan Persatuan

Sementara itu, mereka diberikan pembaruan rutin dan makanan disediakan langsung ke kamar mereka.

Penumpang Melvin Chew mengatakan kepada Reuters bahwa dia dibangunkan oleh pengumuman di tannoy kapal sebelum jam 3 pagi pada Rabu yang mengatakan seorang tamu dinyatakan positif dan semua penumpang harus tetap di kamar mereka.

"Saya seperti: 'Itu dia, ketakutan terburuk telah terjadi,'" kata Chew, seorang manajer pengembangan bisnis berusia 31 tahun, yang telah naik kapal pesiar bersama seorang temannya.

Quantum of the Seas kembali ke Singapura pada pukul 8 pagi, dan hingga pukul 14:00 penumpang masih diminta untuk mengisolasi diri di kabin mereka.

Baca Juga: Suami Tega Bakar Istrinya, Pakar: Hukuman Masih Berlaku Meski Pelaku Dipengaruhi Narkotika

Pelayaran oleh Royal Caribbean adalah salah satu pelayaran pertamanya sejak perusahaan menghentikan operasi global pada Maret karena virus corona. 

"Ada 1.680 tamu dan 1.148 anggota awak di dalam pesawat," kata juru bicara Royal Caribbean.

Industri pelayaran global telah terpukul besar dari pandemi, dengan beberapa wabah besar paling awal ditemukan di kapal pesiar. 

Dalam satu kasus pada bulan Februari di Yokohama, penumpang terjebak selama berminggu-minggu di atas Diamond Princess dengan lebih dari 700 tamu dan kru terinfeksi.

Baca Juga: Hoaks Atau Fakta: Benarkah Gedung Kemensos Terbakar Usai Menteri Sosial Jadi Tersangka Korupsi?

Pelayaran Royal Caribbean terbuka hanya untuk penduduk Singapura, tidak berhenti dan berlayar di lepas negara kota.

Kapal pesiar tersebut adalah bagian dari rencana Singapura untuk menghidupkan kembali industri pariwisatanya yang telah terpukul akibat virus corona baru, yang telah menginfeksi lebih dari 67,7 juta orang di seluruh dunia dan menewaskan 1.548.575 orang.

Singapura, yang memiliki lebih dari 58.000 kasus dan 29 kematian, telah melaporkan kurang dari segelintir infeksi lokal dalam beberapa pekan terakhir.

Kasus yang terjadi adalah kemunduran lain bagi Singapura setelah rencana untuk membuka gelembung perjalanan udara bebas karantina dengan Hong Kong bulan lalu ditunda pada jam kesebelas.

Baca Juga: Hoaks Atau Fakta: Benarkah Gedung Kemensos Terbakar Usai Menteri Sosial Jadi Tersangka Korupsi?

Bagian dari tindakan pencegahan untuk memulai kembali kapal pesiar di Singapura yakni dengan melakukan tes sebelum keberangkatan.

Pra tamu juga diharuskan membawa alat pelacak kontak elektronik dan melakukan jaga jarak setiap saat.

"Saya benar-benar tidak tahu bagaimana pasien bisa mendapatkannya (terpapar Covid-19," kata penumpang lain, Muhammad Rezal Ramli (40) yang naik kapal pesiar bersama dua anaknya yang masih kecil. 

"Sekalipun kami terkena penyakit, itu bukan sesuatu yang dapat kami keluhkan karena kami sadar akan risikonya ... ketika kami mendaftar untuk pelayaran ... Selalu ada kemungkinan ini," tambahnya. 

Baca Juga: Dikunjungi Deddy Corbuzier, Mantan Kepala BIN Hendropriyono Kaget Lihat Mentalis Bengkokan Sendok

Belum jelas kapan penumpang akan diizinkan untuk turun dari kapal tersebut.

Kontak dekat kasus yang terinfeksi akan ditempatkan di karantina atau pengawasan kesehatan, menurut nasihat dari kementerian kesehatan yang dikirim ke penumpang.

Yang lain perlu memantau kesehatan mereka, sambil melanjutkan aktivitas rutin termasuk pergi ke sekolah atau bekerja, dan menjalani swab test di akhir periode pemantauan 14 hari.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Japan Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah