16 November Hari Toleransi Internasional, Berikut Ini Sejarah Singkatnya

16 November 2020, 14:31 WIB
Ilustrasi Toleransi.* /Pixabay/Juandisalinas

PR TASIKMALAYA – Berupaya memperkuat toleransi, rasa hormat, penghargaan, dan kerjasama di antara berbagai budaya dunia yang berbeda, maka ditetapkanlah Hari Toleransi Internasional yang jatuh pada 16 November oleh PBB.

PBB atau Perserikatan Bangsa-Bangsa berkomitmen untuk memperkuat toleransi dengan memupuk saling pengertian diantara budaya dan masyarakat.

Pada tahun 1996, Majelis Umum PBB mengundang Negara Anggota PBB untuk memperingati Hari Toleransi Internasional pada 16 November.

Baca Juga: Kepercayaan Masyarakat pada Jokowi Menurun, Salah Satunya soal Penanganan Covid-19

Tindakan ini menindaklanjuti United Nations Year for Tolerance 1995, yang dicanangkan oleh Sidang Umum PBB pada 1993 atas prakarsa UNESCO.

Bertepatan dengan ulang tahun PBB yang ke-50, Pada 16 November 1995, Negara Anggota UNESCO mengadopsi Deklarasi Prinsip Toleransi.

Deklarasi tersebut menegaskan bahwa toleransi adalah penghormatan dan penghargaan terhadap keragaman budaya dunia, bentuk ekspresi, dan cara kita menjadi manusia.

Toleransi mengakui hak asasi manusia universal dan kebebasan fundamental orang lain. Orang secara alami beragam, hanya toleransi yang dapat menjamin kelangsungan hidup komunitas campuran di setiap wilayah di dunia.

Baca Juga: Hari Toleransi Internasional, 4 Film Indonesia ini Ajarkan Tentang Bertoleransi

Deklarasi tersebut menggolongkan toleransi tidak hanya sebagai kewajiban moral, tetapi juga sebagai persyaratan politik dan hukum bagi individu, kelompok dan Negara.

Ini juga menekankan bahwa Negara harus menyusun undang-undang baru bila diperlukan untuk memastikan kesetaraan perlakuan dan kesempatan bagi semua kelompok dan individu dalam masyarakat.

Pendidikan toleransi harus ditujukan untuk melawan pengaruh yang menyebabkan ketakutan dan pengucilan orang lain dan harus membantu orang muda mengembangkan kapasitas untuk penilaian independen, pemikiran kritis dan penalaran etis.

Keberagaman agama, bahasa, budaya, dan etnis di dunia kita bukanlah dalih untuk konflik, tetapi merupakan harta yang memperkaya kita semua.

Pesan yang ingin disampaikan oleh United Nations (PBB) dalam Hari Toleransi Internasional ini adalah, "People are not born to hate. Intolerance is learned and so can be prevented and unlearned".

Baca Juga: Dukung Partai Masyumi Reborn, UAS: Jika Ditinggalkan Maka Habislah Suara Kita

Dalam Bahasa Indonesia berarti, “orang tidak dilahirkan untuk membenci. Intoleransi dipelajari sehingga dapat dicegah dan dihilangkan,”.

Melalui media sosial Instagramnya, UNESCO juga menyampaikan sebuah pesan guna menyambut Hari Toleransi Internasional ini pada 16 November 2020.

“Inilah saatnya untuk membela toleransi, perdamaian, dan saling pengertian!

Selama periode tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, meningkatkan kebencian dan intoleransi, marilah kita mengingat dan merayakan kekuatan solidaritas global untuk membangun dunia yang damai untuk semua.

Baca Juga: Tanggapi Kepulangan Habib Rizieq Shihab, UAS: Simbol yang Dirindukan Umat

Menjelang Hari Toleransi Internasional, 16 November, mari kita rayakan keberagaman yang membuat kita kuat & nilai-nilai yang menyatukan kita!,”.

 

***

 

Editor: Tita Salsabila

Sumber: United Nations

Tags

Terkini

Terpopuler