Dua Hari Usai Gencatan Senjata, Armenia dan Azerbaijan Kembali Saling Serang

13 Oktober 2020, 12:30 WIB
Pada senin 12 Oktober 2020, kedua negara tersebut saling serang kembali setelah dua hari melakukan gencatan senjata. /defence.az

PR TASIKMALAYA – Beberapa hari yang lalu, Armenia dan Azerbaijan telah menyepakati untuk melakukan gencatan senjata.

Gencatan senjata tersebut sebagai upaya untuk melakukan pertukaran tahanan dan korban yang meninggal.

Pada senin 12 Oktober 2020, kedua negara tersebut saling serang kembali setelah dua hari melakukan gencatan senjata.

Baca Juga: Hoaks Atau Fakta: Beredar Kabar MUI Larang Penggunaan Vaksin Covid-19 dari Tingkok

Tetapi, kedua negara tersebut saling tuduh terkait dengan siapa yang terlebih dahulu melakukan serangan.

Rusia sebagai negara perantara dalam proses gencatan senjata meminta kedua negara untuk menghormatinya.

Selain itu, Luksemburg mengulangi seruan Uni Eropa, meminta Turki sebagai Sekutu terdekat Azerbaijan untuk berperan lebih dalam menghentikan permusuhan yang telah menyebabkan ratusan korban meninggal.

Perang Armenia dan Azerbaijan mendapatkan pengawasan luar negeri yang cukup ketat.

Baca Juga: Kemenparekraf Berikan Panduan Baru Mengadakan Konser Saat Pandemi

Hal ini dikarenakan, terkait dengan adanya pipa gas dan minyak Azeri di kawasan konflik itu.

Selain itu, ditakutkan perang yang terjadi semakin meluas karena kemungkinan terseretnya Turki dan Rusia.

Ankara dan Moskow terus berusaha untuk menghentikan perang itu, melalui pengaruh yang dimilikinya.

Gencatan senjata yang telah disepakati Armenia dan Azerbaijan untuk melakukan pertukaran tahanan dan korban yang meninggal.

Baca Juga: Ingin Segera Tangani Pandemi Covid-19, Pemerintah Indonesia Pesan Vaksin ke Inggris

Tetapi, pada Minggu 11 Oktober 2020 Azerbaijan mengumumkan telah melakukan serangan sebagai balasan dari serangan roket Armenia ke kota Ganja, Azerbaijan.

Armenia telah membantah melakukan serangan tersebut.

Azerbaijan mengklaim bahwa tentaranya telah diserang oleh pasukan Armenia yang berada di beberapa wilayah Azerbaijan, Pada Senin 12 Oktober 2020.

Nagorno-Karabakh mengatakan pasukannya telah mengakibatkan kerugian pada pasukan Azeri.

Baca Juga: Seolah Ingin Bantu Jiwasraya Agar Tak Bangkrut, Joko Hartono Juga Divonis Penjara Seumur Hidup

Selain itu, operasi militer skala besar masih berlanjut di daerah Hadrut di kantong tersebut.

Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tersebut secara independen.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, Rusia yang memiliki pakta pertahanan dengan Armenia, sedang memantau kejadian tersebut

Selain itu, meminta Azeri dan pasukan etnis Armenia untuk menghormati gencatan senjata.

Baca Juga: Ingin Segera Tangani Pandemi Covid-19, Pemerintah Indonesia Pesan Vaksin ke Inggris

Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar, telah mengatakan kepada menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, melalui telefon bahwa pasukan Armenia harus disingkirkan dari wilayah Azeri.

Turki mendukung serangan Azerbaijan untuk merebut kembali tanah yang diduduki Armenia.

“Bahwa Baku tidak akan menunggu 30 tahun lagi untuk mendapatkan solusi,” ujar Hulusi Akar.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler