Isu Wabah Pes, Seorang Bocah Lima Belas Tahun Tewas Akibat Kutu pada Marmut yang Dimakannya

14 Juli 2020, 17:00 WIB
Ilustrasi Marmut.* /PIXABAY/Nautilus64/

PR TASIKMALAYA - Seorang bocah lelaki berusia 15 tahun telah meninggal karena wabah pes di Mongolia setelah makan daging marmut dengan dua temannya.

Kematian itu terjadi ketika Rusia dan Tiongkok diperingatkan bahwa mereka rentan terhadap penyebaran Black Death pda marmut.

Remaja yang tidak disebutkan namanya itu mengalami demam tinggi setelah makan daging marmut. Dia meninggal tiga hari setelah makan daging marmut itu.

Baca Juga: Anaknya yang Berumur 12 Tahun Menikah dengan Pria Beristri, Sang ibu Laporkan ke Pihak Polisi

Untuk mencegah penyebaran, kini lusinan orang yang melakukan kontak dengannya tengah diisolasi.

Wabah pes adalah penyakit bakteri yang disebarkan oleh kutu yang hidup pada tikus liar seperti marmut.

Ini memiliki tingkat kematian yang tinggi jika tidak segera ditangani.

"Bocah itu meninggal di provinsi barat Mongolia, Govi-Altai," kata Pusat Nasional untuk Penyakit Zoonosis (NCZD) ​​di negara itu, seperti dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs The Sun.

Baca Juga: Tiongkok: AS Jadikan Masalah Laut Cina Selatan sebagai Penutup Kegagalannya Tangani Pandemi Covid-19 

Kuncian telah diberlakukan di lima kabupaten untuk menghentikan penyebaran.

Dua kasus wabah pes baru-baru ini dikonfirmasi di provinsi tetangga Khovd, seorang pria berusia 27 tahun dan saudara lelakinya yang berusia 17 tahun juga terinfeksi.

Ratusan orang divaksinasi setelah melakukan kontak langsung atau tidak langsung dengan mereka.

Sepasang suami istri meninggal akibat wabah pes di provinsi Bayan-Ulgii, Mongolia barat pada April 2019, setelah makan daging marmut mentah.

Baca Juga: Bisa Terancam 18 Tahun Penjara, Polisi Dalami Keterlibatan Dua Member iKON pada Kecelakaan di Namhae

Namun kasus yang dikonfirmasi di Tiongkok bulan ini dinilai tidak menyebabkan penyebaran.

Tetapi kementerian kesehatan Mongolia mengakui bahwa daerah pegunungan Altai di Tiongkok dan Rusia serta Mongolia berisiko terkena wabah karena marmut yang terinfeksi.

Sebuah siaran TV mengakui bahwa wilayah itu adalah area epidemi marmut yang sangat aktif.

"Sangat penting untuk tidak berburu marmut atau memakan dagingnya," kata pejabat senior Dorj Narangerel.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: The Sun

Tags

Terkini

Terpopuler