Lebih dari 1.700 Orang Meninggal dalam Banjir di Pakistan, Berkaitan dengan Perubahan Iklim?

14 November 2022, 16:22 WIB
ILUSTRASI - Berikut penjelasan soal perubahan iklim disebut menjadi salah satunya penyebab banjir parah di Pakistan.* /Pixabay/Hans

PR TASIKMALAYA – Awal tahun ini, Pakistan mengalami banjir yang sangat parah.

Banjir yang terjadi di Pakistan diketahui telah membunuh lebih dari 1.700 orang, dan menghancurkan lebih dari 2 juta rumah.

Lebih lanjut, banjir yang melanda Pakistan ini hampir menyapu setengah negara tersebut.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Earth, tidak diragukan lagi bahwa bencana banjir semakin diperburuk karena adanya perubahan iklim.

Baca Juga: Link Nonton Bleach: Thousand Year Blood War Episode 6 Sub Indo Berikut Spoiler Terbaru!

Pemanasan global diketahui menyebabkan tempratur meningkat, sehingga penguapan pun terjadi lebih cepat.

Selanjutnya, udara yang lebih hangat telah meningkatkan kelebapan, sehingga hujan turun menjadi lebih intens.

Hal inilah yang diketahui menjadi penyebab utama hadirnya banjir.

Bukan hanya itu, Pakistan diketahui berkontribusi kurang dari 1% terhadap efek rumah kaca secara global yang mengakibatkan peningkatan suhu bagi planet kita.

Baca Juga: Ini Alasan Polisi Tak Sita Uang Bandana Atta Halilintar Rp2,2 Miliar dalam Kasus Net89

Lantas, sebenarnya mengapa hal ini terjadi kepada Pakistan?

Menurut, Simon Caney, konsep tentang ‘Climate Justice’ menjelaskan dampak perubahan iklim terhadap negara-negara di seluruh dunia.

Manfaat dan keuntungan dari eksploitasi lingkungan in secara terpusat dirasakan oleh negara-negara yang ekonominya berbasis industrialis, seperti Eropa dan Amerika Serikat.

Sementara konsekuensinya dirasakan oleh berbagai negara lainnya, salah satunya adalah Pakistan.

Baca Juga: Tanda-tanda Red Flag yang Harus Diwaspadai dalam Suatu Hubungan, Salah Satunya Narsistik

Perspektif tentang Climate Justice menekankan pada tuntutan negara-negara yang bertanggungjawab menyebabkan perubahan iklim ini.

Tuntutan ini bukan hanya ditujukan agar negara-negara industri menghentikan efek rumah kaca yang mereka timbulkan, namun juga membantu negara lain yang rentan karena dampak destruktif perubahan iklim.

Salah satu contohnya adalah membantu pembangunan yang bisa mengatasi panas ekstrem yang lebih baik, berbagi kekayaan, teknologi serta keahlian mereka dengan negara-negara berkembang.

Pandangan ini berpusat pada tuntutan bahwa dalam menghadapi perubahan iklim tidak harus sama bagi seluruh negara, namun haruslah proporsional.

Baca Juga: Kasus Robot Trading Net89: Uang Lelang Bandana Atta Halilintar Tak Disita Polisi

Hal ini didasarkan pada kesalahan negara dalam menyebabkan perubahan iklim, kemampuan negara dalam memikul beban tersebut dan menanggulanginya.

Bukan hanya itu, tuntutan ini juga berfokus agar semua negara mulai beralih kepada energi hijau dan terbarukan.

Negara-negara kecil diketahui memiliki peran yang kecil dalam menyebabkan perubahan iklim, maka dari itu mereka memiliki kewajiban moral yang jauh lebih kecil dibandingkan negara industri.

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat strategi dan tanggung jawab yang berbeda dalam mengatasi perubahan iklim yang ditanggung negara tersebut.

Baca Juga: Tes IQ: Orang Cerdas Pasti Menemukan 1 Emoji yang Berbeda dalam 10 Detik

Bagaimana menurut Anda?***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Earth.org

Tags

Terkini

Terpopuler