Tengah Lakukan Misi Perdamaian Dunia, Anggota Pasukan Indonesia Tewas di Kongo

24 Juni 2020, 11:10 WIB
Anggota Pasukan Garuda dalam Satgas Kompi Zeni TNI Konga XX-Q MONUSCO mengikuti upacara pemberangkatan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Kamis (30/1/2020). Pasukan Garuda Satgas Kompi Zeni TNI Konga XX-Q MONUSCO pada misi PBB di Kongo, Afrika menggantikan Satgas Kizi TNI Konga XX-P MONUSCO dengan jumlah 175 personel terdiri dari 153 prajurit TNI AD, 17 prajutit TNI AL, dan 5 prajurit TNI AU.* //ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA

PR TASIKMALAYA - Seorang tentara Indonesia yang tengah melakukan misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Kongo tewas.

Sementara dua lainnya terluka dalam serangan milisi, Senin malam di negara yang bermasalah di Timor Timur itu.

Mereka diserang sekitar 20 kilometer dari kota Beni di provinsi Kivu Utara, Sy Koumbo.

Baca Juga: Adakan Pertemuan untuk Mencegah Perang, Korut Tunda Rencana Aksi Militer terhadap Korea Selatan

Hal itu disampaikan oleh seorang petugas komunikasi dengan pasukan penjaga perdamaian MONUSCO, Selasa 23 Juni 2020.

"Helm Biru mati dan yang lain terluka tetapi tidak parah. Dia dalam kondisi stabil," katanya, dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs AFP. 

Dalam sebuah pernyataan, kepala MONUSCO Leila Zerrougui mengecam serangan tersebut.

Leila mengatakan, serangan dilakukan oleh tersangka anggota ADF, yang merupakan Pasukan Demokrat Sekutu, sebuah kelompok bersenjata terkenal di Republik Demokratik Kongo timur.

Baca Juga: Adakan Pertemuan untuk Mencegah Perang, Korut Tunda Rencana Aksi Militer terhadap Korea Selatan

Tentara itu telah membantu membangun jembatan di daerah Hululu.

Pernyataan Dewan Keamanan PBB mengecam serangan tersebut dan mendesak pemerintah Kongo untuk segera menyelidiki serangan ini dan membawa para pelaku ke pengadilan.

ADF adalah gerakan Muslim terutama yang berasal dari negara tetangga Uganda pada 1990-an, menentang pemerintahan Presiden Uganda Yoweri Museveni.

Pada tahun 1995, ia pindah ke DRC, yang menjadi basis operasinya, meskipun ia tidak melakukan serangan di Uganda selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Tak Main-Main, Gojek akan Berikan Benefit yang Cukup Fantastis pada 430 Karyawan yang Di-PHK

Menurut angka-angka PBB, itu telah menewaskan lebih dari 500 orang sejak akhir Oktober, ketika tentara Kongo melancarkan serangan terhadapnya.

ADF menewaskan 15 tentara PBB di pangkalan mereka di dekat perbatasan Uganda pada Desember 2017, dan tujuh tewas dalam serangan pada Desember 2018.

Meskipun hubungannya dengan kelompok Negara Islam tidak pernah terbukti, unit wilayah Afrika tengah IS mengklaim bertanggung jawab atas serangan terbaru dalam pernyataan yang dilihat oleh Kelompok Intelijen Situs khusus.

Baca Juga: Langgar Kebijakan Terhadap Perilaku Kasar, Twitter Kembali Tandai Cuitan Donald Trump

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan pada awal September bahwa ADF mungkin merupakan bagian dari jaringan yang meluas dari Libya melalui wilayah Sahel ke Danau Chad, dan juga hadir di Mozambik.

Bahkan tanpa ikatan formal, Guterres mengatakan hubungan IS dengan ADF jelas ada.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: AFP

Tags

Terkini

Terpopuler