Temukan Fakta Baru, Peneliti Harvard Klaim Virus Corona Menyebar di Wuhan Sejak Pertengahan 2019

9 Juni 2020, 14:50 WIB
LABORATORIUM virologi Wuhan, Tiongkok.* /Sky News/

PR TASIKMALAYA - Sebuah studi baru menunjukkan bahwa virus corona telah menyerang Wuhan sejak musim panas tahun lalu atau pertengahan 2019.

Peneliti Harvard menemukan bukti peningkatan kendaraan di luar rumah sakit kota Tiongkok yang bertepatan dengan lonjakan pencarian internet untuk gejala Covid-19 sebelum Musim Gugur 2019.

Dikutip dari situs The Sun, Kepala peneliti, Dr John Brownstein mengatakan temuan menunjuk pada kejadian yang terjadi di Wuhan pada saat itu.

Baca Juga: Suami Istri Bandar Narkoba Tasikmalaya Mengaku Disuplai Kiloan Sabu dari Lapas Banceuy Bandung

Ia katakan ini bisa berarti virus corona merayap di Tiongkok jauh lebih awal daripada yang diduga.

Padahal Beijing secara resmi memberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang virus itu pada 31 Desember 2020.

Pada saat itu para pejabat kesehatan Wuhan menggambarkan sekelompok kasus pneumonia yang tercatat di kota tersebut.

Para peneliti Harvard menghitung setiap kendaraan di luar rumah sakit, dengan beberapa tempat parkir melihat adanya 90 persen lonjakan lalu lintas yang digambarkan sebagai sesutau yang 'dramatis'.

Baca Juga: Trump Rencanakan Penandatanganan RUU Muslim Uighur, Tiongkok akan Lawan dengan Tegas

Pada saat yang sama, mesin pencari Baidu Tiongkok menunjukkan adanya peningkatan permintaan informasi tentang istilah kata kunci 'batuk' dan 'diare'.

Sementara diketahui, batuk yang terus menerus dan kering adalah salah satu gejala utama virus corona, sementara yang lain dilaporkan terkena diare dan masalah pencernaan lainnya saat terinfeksi.

Peneliti menambahkan istilah kedua menunjuk lebih ke Covid-19 karena sementara batuk adalah salah satu gejala flu yang umum pada waktu itu, diare khusus untuk Covid-19.

"Tempat parkir akan penuh ketika rumah sakit menjadi sibuk. Jadi lebih banyak mobil di rumah sakit (di Wuhan). Kemungkinan karena sesuatu terjadi di masyarakat, infeksi berkembang dan orang harus mengunjungi dokter," ujar Dr Brownstein.

Baca Juga: Dinyatakan sebagai Zona Hijau, Dua Daerah di Jateng Diberi Kelonggaran untuk Buka Sekolah Kembali

"Sementara pertanyaan tentang gejala 'batuk' pernapasan menunjukkan fluktuasi musiman yang bertepatan dengan musim influenza tahunan, 'diare' adalah gejala yang lebih spesifik dari COVID-19 dan hanya menunjukkan hubungan dengan epidemi saat ini,' tulis studi baru itu.

Peningkatan kedua sinyal tersebut mendahului awal pandemi COVID-19 yang didokumentasikan pada bulan Desember.

Diperkirakan ini adalah kasus pertama dari virus yang menyerang pada bulan November, tetapi para pejabat mengakui bahwa virus tersebut mungkin telah menyebar sebelumnya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: The Sun

Tags

Terkini

Terpopuler