Teori Baru Buat Warga AS Percaya Mikrochip Melekat pada Vaksin Covid-19, Bill Gates: Sangat Bodoh

7 Juni 2020, 15:50 WIB
Bill Gates. //The Verge

PR TASIKMALAYA - Berbagai negara hingga kini tengah berusaha untuk mencari vaksin terbaik untuk mengatasi Covid-19.

Seperti halnya Amerika Serikat yang gencar untuk membuat vaksin demi melawan virus corona.

Namun baru-bru ini muncul teori terkait vaksin virus corona yang bahkan hingga kini masih belum bisa ditemukan.

Baca Juga: Jalin Hubungan Lebih Erat, Inggris Siap Menjadi Mitra Dialog ASEAN

Teori jahat yang muncul itu justru berpotensi membuat orang menjauh dan tak mau mendapatkan vaksinasi saat hal itu bahkan sudah tersedia.

Salah satu teori yang paling liar adalah tentang rencana jahat yang diklaim dilakukan oleh pendiri Microsoft Bill Gates.

Gates diklaim menggunakan vaksinasi virus massal untuk menanamkan microchip terhadap miliaran orang untuk melacak pergerakan mereka.

Ia kemudian menanggapi hal itu dan mengatakan informasi tersebut salah terkait upayanya saat ini untuk menemukan vaksin.

Baca Juga: Berniat Mandi di Pantai Pasir Putih Nusakambangan, Seorang Pria Tenggelam dan Menghilang di Lokasi

Bahkan Gates menyebutkan bahwa itu sangat aneh sehingga sulit dipahami dan dia dengan tegas menyangkal dia terlibat dalam segala jenis konspirasi microchipping.

"Di satu sisi, itu sangat aneh sehingga Anda hampir ingin melihatnya sebagai sesuatu yang lucu tapi itu benar-benar bukan hal yang lucu," katanya.

"Hampir sulit untuk menyangkal hal ini karena itu sangat bodoh atau aneh," tambahnya.

Kepercayaan pada teori konspirasi juga bersifat politis. Dalam jajak pendapat yang dilakukan pada 20 dan 21 Mei oleh Yahoo/YouGov, 44% dari Partai Republik mengatakan mereka percaya teori konspirasi microchip dibandingkan dengan 19% dari Demokrat.

Baca Juga: Poligami Disahkan Oleh Hukum Agama, Perceraian di Arab Saudi Capai 7.000 Kasus Selama Lockdown

Pejabat kesehatan khawatir jika terlalu banyak orang Amerika menolak untuk divaksinasi terhadap SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19 akan terus bersirkulasi secara luas meskipun tersedia vaksin.

Tujuan vaksin sendiri adalah untuk menciptakan kekebalan dalam tubuh, ketika banyak orang dalam populasi telah terinfeksi dan mengembangkan kekebalan terhadap virus sehingga tidak dapat lagi menyebar dengan bebas.

Para ilmuwan memperkirakan 60 hingga 70% populasi perlu memiliki kekebalan untuk bisa menghentikan penyebaran COVID-19.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: USA TODAY

Tags

Terkini

Terpopuler